Pesantren Al Hidayah, Mengikis Dendam Anak Para Teroris

Pesantren Al Hidayah, Mengikis Dendam Anak Para Teroris
Khairul Ghazali, Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Deli Serdang memberikan arahan kepada para santri yang merupakan anak mantan teroris pada Senin (21/5/2018). FOTO: KHAFIDLUL ULUM/JAWAPOS

jpnn.com - Di Pesantren Al Hidayah, Deli Serdang, Sumut, puluhan anak para pelaku tindak terorisme dibentengi dari pemahaman jihad yang salah. Rasa dendam dan bencinya dikikis. Jawa Pos pun berkesempatan menjadi pengajar dadakan bagi para santri.

KHAFIDLUL ULUM, Deli Serdang

SEBAGIAN di antara mereka terlihat mengantuk. Berkali-kali menguap. Sebagian yang lain asyik berbincang dengan sesama.

Ruang kelas di Pondok Pesantren Al Hidayah, Deli Serdang, tempat anak-anak berusia 13–14 tahun tersebut berada, memang dikelilingi kebun hijau. Tapi, di siang seterik itu, dalam suasana berpuasa, wajar mereka butuh sedikit pengusir rasa kantuk. ’’Ayo kita tepuk semangat,’’ ajak saya pada Senin lalu itu (21/5).

Satu kali beri semangat, prok. Dua kali beri semangat, prok, prok. Tiga kali beri semangat, prok, prok, prok. Empat kali beri semangat, prok, prok, prok, prok.

Mereka pun kembali bersemangat. Dan, itu otomatis menular kepada saya. Yang pada siang itu diberi kesempatan membagikan pengalaman kepada para santri. Di sela mereka menunggu pergantian mata pelajaran dalam ujian akhir semester.

***
Al Hidayah khusus mendidik anak-anak pelaku tindak terorisme. Menderadikalisasi mereka. Membentengi dari pemahaman jihad yang salah.

Dan, semua itu bermula saat sang pemimpin pondok, Khairul Gazali, masih mendekam dalam penjara. Di balik kerangkeng Lapas Medan, tempat dia menjalani hukuman enam tahun, narapidana kasus pembobolan bank dan penyerangan Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, itu sadar. Bahwa apa yang dia kerjakan selama ini salah.

Pesantren Al Hidayah, tempat anak-anak pelaku tindak terorisme diajari deradikalisasi, mengikis dendam dan rasa benci.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News