Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan

Peserta WHV Asal Indonesia Merasa Kerja di Australia Utara Tak Sesuai Harapan
Kostariana  Surbakti bekerja di beberapa tempat di Darwin untuk mendapatkan upah yang cukup. ()

"Contohnya  tempat makan hanya buka pada jam makan siang atau makan malam," ujarnya kepada Sastra Wijaya, wartawan ABC Indonesia.

Sejak tiba di Darwin, Kosta mengaku butuh waktu beberapa minggu untuk bisa mendapatkan pekerjaan, hal yang menurutnya juga dirasakan teman-temannya.

"Ada seorang teman yang sudah sebulan tidak mendapatkan pekerjaan di sini dan akhirnya sekarang dia memutuskan pindah ke negara bagian lain," kata Kosta.

Menurutnya sejak perbatasan Australia dibuka dan peserta WHV mulai berdatangan, persaingan di kalangan pemegang WHV untuk mendapatkan pekerjaan memang lebih tinggi.

"Saya menemukan banyak backpacker atau pun WHV yang datang ke Darwin untuk bekerja atau pun mencari visa WHV untuk tahun kedua," katanya.

"Beberapa dari mereka sangat terampil  dan mereka sudah bekerja dari umur yang sangat muda."

"Hal ini meningkatkan persaingan yang lebih sulit, karena mereka sudah memiliki kemampuan  dan juga pengalaman yang cukup untuk bekerja di bidang hospitality."

Namun sejauh ini Kosta berharap ia akan bisa bertahan di Darwin dan mendapatkan cukup pekerjaan sepanjang masa berlaku visa-nya.

Mencari kerja di sejumlah daerah di Australia menjadi tidak mudah, karena persaingan yang meningkat akibat pekerja asing yang membanjiri sejumlah industri Inilah pengalaman anak-anak muda yang sedang berlibur sambil kerja di Australia

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News