Petahana dan Penantang Punya Peluang Sama di Pilkada Kabupaten/Kota NTB

Namun, kata Didu, kelemahan mendasar kalangan milenial ialah ketertarikan atau daya pikatnya terhadap politik masih rendah cenderung mengambang.
Hal ini karena telah terbentuk persepsi awal di kalangan milenial bahwa politik itu kotor, jauh dari kesenangan, maupun dianggap kontraproduktif.
"Untuk mengubah perspektif negatif kalangan pemilih pemula ini, pendekatan votters education yang didesain dengan pola dan gaya interaksi milenial diyakini lebih efektif ketimbang memakai pola konvensional," ungkap Didu.
Dengan bertambahnya pemilih pemula paralel seiring kemajuan teknologi, komunikasi gaya lama politik uang tidak lagi cukup efektif dalam meraih suara. Masyarakat kelas menengah sudah sadar bahwa partisipasi politiknya kelak akan mempengaruhi corak dan gaya pemimpin kepala daerah.
"Pemilu Legislatif 2019 telah memberikan pelajaran berharga bahwa sebagian besar petahana tumbang oleh arus perubahan yang diinginkan masyarakat di NTB. Pun demikian dalam Pilkada Serentak 2020 tidak tertutup kemungkinan petahana kepala daerah bertumbangan karena rakyat menginginkan perubahan," kata Didu. (jos/jpnn)
Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik M16 Mataram Bambang Mei Finarwanto mengatakan, calon petahana maupun penantang sama-sama memiliki peluang besar dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) di tujuh kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Bara
Redaktur & Reporter : Ragil
- Tes PPPK Tahap 2 Mataram Ditunda, Ini Penyebabnya
- Paslon Cecep - Asep Memenangi PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
- 91 CPNS dan 553 PPPK Mataram Formasi 2024 Terima SK, Begini Pesan Wali Kota Mohan
- Besok, 621 CASN Kota Mataram Terima SK, Gaji Aman
- SCL Taktika Paparkan Hasil Quick Count Aulia-Rendi
- Kantor KPU Buru Sengaja Dibakar, Motif Pelaku Tak Disangka