Petahana Menang, Oposisi Dihabisi

Petahana Menang, Oposisi Dihabisi
Kerusuhan di ibu kota Zimbabwe, Harare. Foto: AFP

Langkah-langkah pengamanan itu membuat Zimbabwe panen kritik. Lembaga-lembaga HAM di dalam dan luar Zimbabwe mengecam. Mereka menyebut tindakan pemerintah itu ilegal. Sebab, penduduk sipil punya hak untuk menyuarakan aspirasinya.

AS, Inggris, Ghana, dan Tiongkok prihatin menyaksikan kondisi Zimbabwe setelah pemilu. Uni Eropa (UE) juga demikian.

"Kami harap semua pihak bisa tetap tenang dan menahan diri." Demikian bunyi pernyataan tertulis Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Federica Mogherini seperti dilansir Washington Post.

Hasil pemilu yang berpihak pada pemerintah memang membuat oposisi berang. Apalagi sejak awal, oposisi memimpin perolehan suara. Tapi, itu berdasar penghitungan mandiri MDC.

Akibatnya, saat hasil resmi dibacakan dan MDC kalah, oposisi mengamuk. Mereka yakin partai pemerintah curang. Karena itulah, mereka berunjuk rasa.

Menteri Dalam Negeri Zimbabwe Obert Mpofu langsung mengambil tindakan tegas. Dia menegaskan bahwa pemerintah tak akan menoleransi unjuk rasa. Militer dan polisi akan tetap berjaga sampai situasi kembali pulih.

Berbeda dengan Mpofu, Presiden Emmerson Mnangagwa justru tenang-tenang saja. Politikus berjuluk Si Buaya itu menyatakan belasungkawa untuk keluarga tiga korban yang meninggal dunia dalam bentrokan tersebut.

Pemimpin partai penguasa Zanu-PF itu berjanji untuk mengusut kasus tersebut dan memastikan mereka yang bersalah mendapat ganjaran.

Pemilu Zimbabwe berakhir dengan sangat buruk. Tak lama setelah hasil diumumkan, pemerintahan Emerson Mngangagwa langsung menunjukkan wajah aslinya

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News