Petani Cengkeh Minahasa Selatan Menjerit
Senin, 23 Agustus 2010 – 12:13 WIB
AMURANG- Petani cengkeh di Minahasa Selatan (Minsel) kian menjerit. Betapa tidak, harga cengkeh di pasaran kian menukik tak terkendali. Pada Minggu (22/8) harga cengkeh diperdagangkan pada kisaran Rp43 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp45 ribu perkilogramnya sampai pada titik tertinggi Rp50 ribu per kilogramnya.
"Harga ini semakin memiriskan hati," ujar Angkyl Lintong, petani cengkeh warga Boyong Atas, Minahasa Selatan, Minggu (22/8) kepada Manado Post (JPNN grup)
Para petani ini mengaku, harga beli Cengkeh pada petani dengan titik Rp 43 ribu perkilogramnya sangat tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Para petani Cengkeh harus mengeluarkan ongkos lebih besar dari harga beli Cengkeh. Mulai dari pemetikan, pengeringan sampai pada pemeliharaan Cengkeh.
Lintong berharap, pemerintah bisa menindak tengkulak yang sengaja memainkan harga di pasaran. Sebab sebelum Pilkada selesai, harga Cengkeh masih mencapai Rp50 ribu per kilogramnya. "Kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga Cengkeh. Jangan hanya berharap pada mekanisme pasar. Harusnya permainan pasar yang perlu dipantau pemerintah," tambahnya.
AMURANG- Petani cengkeh di Minahasa Selatan (Minsel) kian menjerit. Betapa tidak, harga cengkeh di pasaran kian menukik tak terkendali. Pada Minggu
BERITA TERKAIT
- MenKopUKM Bidik Inabuyer B2B2G Expo 2024 untuk Memperluas Pasar UMKM
- Perekonomian Nasional Bertumbuh tetapi Pemerintah Harus Tetap Waspada
- Bea Cukai Bekasi Resmikan Kawasan Berikat Mandiri PT LG Electronics Indonesia di Cibitung
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024
- Berkat Fasilitas dari Bea Cukai, Produk Tenun Asal Yogyakarta Tembus Pasar di 4 Negara Ini
- JCC Ungkap Alasan Proyek Tol Japek II Pakai Desain And Build