Petani Diminta Melek Teknologi untuk Hadapi Krisis PR

“Dalam krisis sangat penting untuk melakukan analisis situasi, termasuk petani” ucap Dian.
Melalui analisis situasi ini, petani dapat memahami produk, market nya, strategi komunikasi nya sehingga masyarakat dapat menerima dengan baik. Hal itu berhubungan dengan pembentukan reputasi produk.
Upaya ini dilakukan sebagai bentuk transparansi karena mereka ingin membangun kepercayaan dari pelanggan. Namun, upaya tersebut harus konsisten, sehingga terlihat adanya bentuk tanggung jawab terhadap produk/jasa/layanan yang diberikan oleh perusahaan.
“Isu-isu mengenai pertanian masih inferior dan belum menjadi perhatian media” kata Jurnalis Republika M. Akbar.
Akbar menjelaskan bahwa ketika dia mencari kata kunci pertanian dan tani pada Google Trend tampak secara grafik masih sangat rendah dibandingkan dengan kata kunci mengenai politik.
"Sehingga, dapat dikatakan isu-isu tentang pertanian masih belum dapat dikemas dengan baik oleh stakeholders terkait," tuturnya. (jlo/jpnn)
Para petani diharapkan melek teknologi guna menghadapi krisis komunikasi dan PR.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar
- HKTI dan PKTHMTB Bersiap Menanam Sorgum Seluas 100 Hektare
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir