SDM & Teknologi jadi Kunci Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Kesejahteraan

SDM & Teknologi jadi Kunci Pembangunan Pertanian yang Berorientasi Kesejahteraan
Sosialisasi Pengembangan Teknologi Informasi dan Forum Koordinasi Penyuluh Pendamping Regional 1 di Kota Bandung. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BANDUNG - Meningkatkan kesejahteraan petani menjadi visi besar Kementerian Pertanian. Maka dari itu, di bawah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, seluruh kebijakan berorientasi pada aspek peningkatan kualitas SDM para petani.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa ada banyak tantangan dalam membangun pertanian.

Karena ketika bicara pembangunan pertanian, maka secara langsung dihadapkan pada upaya menyediakan pangan 267 juta jiwa penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian.

"Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bukan pekerjaan yang mudah, kita perlu konsentrasi dan bergerak bersama karena kita dihadapkan berbagai tantangan pembangunan pertanian diantaranya; dampak perubahan iklim yang akan berbengaruh terhadap produksi dan produksivitas hasil pertanian, krisis energi dan pangan dunia, perkembangan pasar bebas yang menuntut adanya persaingan terhadap produk-produk pertanian," jelas Dedi saat memberikan arahan pada kegiatan bertajuk 'Sosialisasi Pengembangan Teknologi Informasi dan Forum Koordinasi Penyuluh Pendamping Regional 1, di Kota Bandung, Jawa Barat.

Menurut Dedi, semua ini diperlukan pendekatan yang komprehensif agar semua aktivitas pembangunan pertanian dapat sesuai dengan kondisi yang ada dan agroklimat masing-masing daerah.

"Salah satunya melalui pendekatan teknologi. IPTEK dan Sarpras (sarana dan prasarana) ini satu dari tiga faktor kunci pengungkit produktivitas pertanian selain regulasi dan aspek SDM penyuluh," beber alumnus Institut Pertanian Bogor tersebut.

Semua itu, lanjut Dedi, dimulai dengan pembangunan SDM yang mumpuni. SDM yang mampu meguasai seluk beluk pengembangan usaha tani dari hulu sampai hilir, SDM yang tidak bergantung pada bantuan tetapi Berdikari, dan SDM yang berdayasaing.

"Kita harus bisa mengubah mindset bahwa pertanian itu bukan sekedar kewajiban, kebiasaan atau pekerjaan warisan, namun pertanian dapat menguntungkan dan menjadi bisnis yang berkelanjutan," papar Dedi.

Pembangunan pertanian berorientasi kesejahteraan maka aspek SDM dan teknologi jadi kunci.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News