Petani NTB Curhat soal Harga, Sandiaga Uno Berikan Solusinya

Selain itu, Sandi berharap adanya inovasi dan sinkronisasi dari para pelaku usaha.
Misal, petani tidak lagi menjual komoditas mentah ke pasar, tetapi mengolah hasil panennya terlebih dahulu guna meningkatkan nilai ekonomis produknya.
Langkah tersebut disampaikannya seperti yang dilakukan Imel, pemilik sambal kemasan merek Bu Kribo.
Sambal yang semula merupakan pelengkap makanan khas tradisional diangkat potensinya dengan dikemas secara khusus.
"Mungkin sambel bisa diolah menjadi sambal taliwang, adanya ghost kitchen bisa bekerjasama dengan petani di Lombok Timur,".
Sedangkan, keluhan para petani di Brebes Selatan, Bumiayu, Jawa Tengah yang mengeluhkan tidak lakunya produksi brokoli, kubis dan hasil panen lainnya dijawab Sandi sederhana.
Solusinya dengan menghadirkan kampung berbasis agrowisata.
"Nanti bisa saja di-branding Bumiayu kampung apa, misalnya? dimulai dengan membuat rangkaian bercocok tanam, menginap satu hari, ada freshmart-nya menjual kebutuhan bawang merah, brokoli, kubis, wortel bisa dikemas," ungkap Sandi.
Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno berbincang dengan Sumariati, petani tomat dan bawang asal Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Harga Pangan Hari Ini, Beberapa Turun, tetapi Ada yang Tetap Tinggi
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar
- HKTI dan PKTHMTB Bersiap Menanam Sorgum Seluas 100 Hektare
- Serapan BULOG Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras, Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir