Petisi Tolak IKN Pindah Buah Penderitaan Rakyat, ANH: Syarat Kepentingan Oligarki

Petisi Tolak IKN Pindah Buah Penderitaan Rakyat, ANH: Syarat Kepentingan Oligarki
Foto: Tangkapan layar petisi menolak pemindahan ibu kota negara baru

jpnn.com, JAKARTA - CEO dan Co-Founder Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengatakan antusiasme publik terhadap petisi tolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) memiliki sejumlah arti.

Menurunya, pertama publik menilai telah terjadi sumbatan aspirasi masyarakat dalam penyusunan UU IKN.

"Tingginya antusiasme publik terhadap petisi berarti melonjaknya ketidakpercayaan publik terhadap lembaga parlemen dan pemerintah terkait pembangunan IKN yang dirasakan tidak tepat waktunya," ungkap Achmad, Rabu (9/2).

Lebih lanjut, pakar kebijakan publik yang disapa ANH ini mengungkapkan antusiasme tersebut berarti publik melihat terjadi persekongkolan gelap yang perlu dilawan bersama dengan masif melalui kanal lain.

ANH menilai kanal demokrasi yang ada, sudah tidak dapat dipercaya.

"Publik merasakan penderitaan yang luar biasa dari pandemi dan kesulitan ekonomi. Namun, pilihan pemerintah malah menghamburkan uang dan bukan menangani kesehatan publik malah justru memprioritaskan proyek yang syarat kepentingan elit oligarki," kata ANH.

Selanjutnya, ANH menilai presiden seharusnya mendengar petisi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memenuhi aspirasi publik tersebut.

Pasalnya, sebanyak 21 ribu lebih orang telah menandatangani petisi tolak IKN pindah.

CEO dan Co-Founder Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat mengatakan antusiasme publik terhadap petisi tolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) memiliki sejumlah arti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News