PGRI Anggap Pendidikan Nasional Berjalan Tanpa Arah
Rabu, 05 Januari 2011 – 00:00 WIB

PGRI Anggap Pendidikan Nasional Berjalan Tanpa Arah
Sulistyo menilai hal itu sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan pemerintah dalam hal UN. "Mestinya penolakan oleh MA itu dijadikan momentum untuk mengakhiri UN yang melanggar prinsip-prinsip pedagogis (mendidik), melawan perundang-undangan, melemahkan semangat belajar, dan berdampak sangat buruk itu. Yang dilakukan Kemdiknas dan DPR hanya mampu menambal sulam UN yang ada dengan menyebutnya "format baru" yang akan mengakhiri perdebatan,” tegasnya.
Baca Juga:
Demikian juga halnya dengan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI/SBI) dan WCU (World Class University). Pada tahun 2010, RSBI/SBI dan WCU dinyatakan dievaluasi. Namun, sampai akhir tahun ini belum ada pemberitahuan bagaimana hasilnya, imbuh Sulistyo.
Hal lain yang juga menjadi kecemasan PGRI adalah tentang angka drop out. "Menurut data Kemdiknas, 1,7 persen dari 31 juta siswa SD drop out dan 19 persen lainnya tidak melanjutkan ke SMP. Sementara itu 59 persen lulusan SMA dan SMK tidak lanjut ke Perguruan Tinggi (PT). Angka Partisipasi Perguruan Tinggi kita baru sekitar 18 persen," ungkapnya.
Temuan lainnya adalah persoalan minimnya akses peserta didik ke dunia pendidikan, di mana sekitar 75 persen disebabkan oleh faktor ekonomi. "Padahal anggaran pendidikan kita sudah mencapai angka 20 persen dari APBN dan APBD," tandasnya.
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistyo, menilai penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sepanjang
BERITA TERKAIT
- PENABUR Kids Festival 2025 Mencetak Anak Indonesia Hebat
- Hati Tertinggal di Merauke, Tergerak Bikin Program Pendidikan
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan