Pilih Menjanda Berjualan Rujak ketimbang Bersuami Tajir tetapi Kikir

Pilih Menjanda Berjualan Rujak ketimbang Bersuami Tajir tetapi Kikir
Ilustrasi: Fajar Krisna/Radar Surabaya

Sebenarnya Karin tak mau mempersoalkan watak pelit Donwori. Karin selalu mematuhi larangan Donwori, termasuk ketika perempuan paruh baya itu meminta izin bergaul dan nongkrong bareng para ibu rumah tangga lainnya.

"Ora usah. Ngguwak duwet. Wong nek warunge dewe akeh panganan, lapo golek nak panggon liyo (tidak usah. Cuma membuang uang. Di warung sendiri saja banyak makanan, buat apa mencari di tempat lain, red),” kata Karin menirukan ucapan Donwori yang sudah seperti khotbah rutin.

Watak pelit Donwori membuat Karin jadi perempuan rumahan. Lebih tepatnya malah terkurung di dalam rumah selama bertahun-tahun lamanya.

Sebenarnya Karin sudah lama ingin menceraikan Donwori. Namun, ibu dua anak itu memilih memendam keinginannya karena khawatir anak-anaknya malah menjadi telantar.

Hanya saja, kali ini Karin sudah mantap bercerai karena kedua anaknya telah mentas. Dua buah hati Karin hasil perkawinannya dengan Donwori sudah bekerja semua.

Karin pun sudah siap hidup menjanda. Dia bisa berjualan rujak cingur.

"Lek buat aku sendiri, kan gak butuh biaya akeh. Dodolan panganan lak payu-payu ae (kalau cuma buat saya sendiri kan tak butuh biaya banyak. Berjualan makanan kan laku-laku saja, red),” ujarnya membayangkan jika kelak resmi menjanda.

Namun, ada pula ‘bumbu’ lain yang membuat Karin makin kuat hati berpisah dari Donwori. Sebab, sudah ada laki-laki lain yang siap menikahi Karin.

Perempuan paruh baya warga Surabaya ini -sebut saja namanya Karin- memilih menjanda karena tak mau lagi punya suami yang pelit dan kasar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News