Pilih Shanghai

Oleh Dahlan Iskan

Pilih Shanghai
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Selesai pengambilan mukus sang ibu kembali lagi ke kursi yang bisa disandarkan tadi. Saat inilah sang ibu waswas.

Sambil lesehan di kursi ia membayangkan: jangan-jangan hasilnya positif. Jangan-jangan tertular saat di Amerika. Kalau sampai sang ibu positif, berarti akan dipisah dari dua anak kecilnyi.

Panjanglah bayangan sang ibu. Akan di mana anaknyi. Akan di mana pula dia. Bagaimana akan bisa berkomunikasi. Kalut.

Namun dia juga kagum. Betapa banyak orang yang dites di Tiongkok ini. Beda sekali dengan di Amerika.

Bayangan itu membuat sang ibu tidak bisa tidur. Padahal sudah jam 00.30. Untungnya anak-anaknyi lelap di balik selimut tebal di kursi sandar itu.

Jam 02.30 terdengarlah pengumuman. Semua penumpang bus tadi dinyatakan negatif. Bukan main leganyi.

Mereka pun boleh siap-siap pulang. Baru siap-siapnya. Masih banyak dokumen yang harus diisi dan diperiksa. Termasuk dokumen pernyataan tidak akan keluar dari apartemen selama 14 hari.

Jam 04.30 barulah mereka bisa meninggalkan sport center.

Begitulah ketatnya pemeriksaan di Tiongkok. Saat itu, pada tanggal itu, penumpang masih begitu bebasnya keluar masuk Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News