Pilih Tinggal di Rumah Kayu Bikinan Para Tahanan

Pilih Tinggal di Rumah Kayu Bikinan Para Tahanan
Raja Larantuka Don Andre III Marthinus DVG dan Permaisuri Maria Ronny Naema di ruang tamu rumahnya. FOTO: DOAN WIDHIANDONO / JAWA POS
Di atas dinding itu terpasang papan-papan yang menjulang hingga menyangga atap. Ketika diraba, terasa sekali betapa dinding papan tersebut masih kasar. ’’Tapi, ini rasanya pedas. Rayap tidak mau makan,’’ kata Raja Don Andre III Marthinus DVG saat menemui Jawa Pos, Selasa (26/3). Tangan sepuhnya mengetuk-ketuk dinding papan rumahnya itu.

Don Marthinus –sapaannya di kalangan warga Larantuka– tak tahu pasti jenis kayu yang dijadikan bahan rumahnya tersebut. ’’Ini kayu naungan pohon kopi,’’ ujarnya. Kalau basah, kayu itu bisa lembek dan mudah lapuk, seperti kayu randu. Tapi, kalau kering, ia cukup kuat.

Sesaat, pria kelahiran Larantuka, 23 Juli 1947, itu terdiam. Mata sepuhnya menyapu langit-langit ruang tamunya. Ada dua lubang besar di situ. Bekas pesta rayap-rayap rakus. ’’Aduh. Kalau itu, saya tidak tahu. Katanya, itu kayu ngando yang rayap tidak mau. Tapi, eh, itu ada rayap juga, to,’’ ujarnya.

Meski tinggal di rumah yang bersahaja, Don Marthinus bukan orang kebanyakan. Dia punya garis trah darah biru di Larantuka. Ayahnya adalah Don Lorenzo III DVG yang memerintah pada 1937–1957.

Larantuka, sebagaimana daerah-daerah lain di Nusantara, masih punya raja yang dituakan. Raja Larantuka sekarang adalah Don Andre III Marthinus DVG.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News