Pilih Tinggal di Rumah Kayu Bikinan Para Tahanan
Kamis, 28 Maret 2013 – 14:07 WIB

Raja Larantuka Don Andre III Marthinus DVG dan Permaisuri Maria Ronny Naema di ruang tamu rumahnya. FOTO: DOAN WIDHIANDONO / JAWA POS
Yang disebut sebagai istana pun bukan bangunan bergaya kastil layaknya Buckingham Palace di Inggris. Bukan pula berwujud pendapa agung sebagaimana rumah raja-raja Jawa.
Istana Raja Larantuka adalah rumah tua yang dibangun pada 1937, berlantai semen, dan beratap seng. Di bagian belakang rumah itu menjulang Ile (Gunung) Mandiri, kebanggaan warga Larantuka. Di depannya, tampak laut yang membatasi Larantuka dengan Pulau Adonara.
Di depan istana itu ada patung Bunda Maria berjubah biru. Ia memandang ke lautan lepas sembari menggendong Yesus yang masih anak-anak. Itulah patung Maria Bintang Lautan (Stella Maris).
Di bawah patung itu ada prasasti dengan kalimat ejaan lama yang berbunyi: Santa Maria, Renya Larantuka, Lindungkanlah Kami.
Larantuka, sebagaimana daerah-daerah lain di Nusantara, masih punya raja yang dituakan. Raja Larantuka sekarang adalah Don Andre III Marthinus DVG.
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu