Pilkada Jabar 2018, Pertarungan Dua Kuda Pacu

Pilkada Jabar 2018, Pertarungan Dua Kuda Pacu
Pengamat Politik Manilka Research, Herzaky Mahendra Putra. Foto: Dokpri for JPNN

jpnn.com - HERZAKY MAHENDRA PUTRA
Pengamat Politik Manilka Research

Menilik hasil berbagai survei terbaru di bulan Juni ini, sepertinya pertarungan di Pilkada Jabar 2018 menjadi milik dua pasangan calon, yaitu Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum. Kedua pasangan calon ini elektabilitasnya stabil di kisaran 30-40 persen pemilih.

Selisihnya pun seputar margin of error maupun swing voters. Sedangkan elektabilitas Sudrajat-Syaikhu maupun Tb Hasanuddin-Anton Charliyan, tidak ada yang melebih 10 persen, selisih yang cukup signifikan dengan dua pasangan di atasnya.

Ibarat Piala Dunia, untuk Pilkada Jabar kali ini, hanya tersisa dua pasangan calon yang lolos ke ‘final’. Pertanyaan yang muncul adalah siapakah yang menjadi pemenang dalam kontestasi pilgub Jabar 2018 ini? Lalu, apakah pasangan calon yang diusung PKS (bersama Gerindra dan PAN), yaitu Sudrajat-Syaikhu, tidak bisa rebound dalam detik-detik akhir, mengingat 10 tahun Jawa Barat berada dalam genggaman gubernur usungan PKS, yaitu Ahmad Heryawan?

Sosok Matang

Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sangat wajar menjadi yang terdepan dalam Pilgub Jabar 2018 ini. Faktor pertama adalah sosok Deddy Mizwar. Tingkat popularitasnya sangat tinggi, mencapai 89,5 persen menurut survei Indikator. Perbedaannya mencapai 10 poin dibandingkan dengan sosok di bawahnya. Sedangkan tingkat kesukaan warga Jabar terhadapnya, masih menurut survei yang sama, di angka 83,4 persen.

Tingkat popularitas Deddy Mizwar merupakan hasil perjalanan panjangnya sebelum meniti karir di pemerintahan dan politik. Setelah dikenal sebagai salah satu aktor yang sukses di akhir 1980an, di antaranya melalui film Naga Bonar (1987) yang sering diidentikkan dengan dirinya sampai dengan sekarang, Deddy Mizwar bertransformasi sebagai sutradara sukses melalui serial televisi Lorong Waktu.

Transformasi dari sosok aktor atau penampil, alias selalu di depan dan mendapatkan kredit atas setiap hasil, ke sosok sutradara, seorang pemikir dan memiliki peranan lebih luas dari seorang penampil, meskipun jarang mendapatkan apresiasi, merupakan modal berharga bagi Deddy Mizwar sebelum masuk ke pemerintahan. Dan, sosok sutradara yang bekerja total dalam diam, tanpa sorotan publik, dibawa Deddy Mizwar sewaktu menjabat selaku Wakil Gubernur Jabar 2013-2018 lalu.

Menilik hasil berbagai survei terbaru di bulan Juni ini, sepertinya pertarungan di Pilkada Jabar 2018 menjadi milik dua pasangan calon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News