Pilkada Jabar 2018, Pertarungan Dua Kuda Pacu

Pilkada Jabar 2018, Pertarungan Dua Kuda Pacu
Pengamat Politik Manilka Research, Herzaky Mahendra Putra. Foto: Dokpri for JPNN

Sejak menjadi Wali Kota Bandung di tahun 2013, RK, demikian Ridwan Kamil biasa dipanggil, cukup disukai oleh warga Bandung. Setiap tampil di depan publik, RK dikenal sebagai sosok yang ramah dan ekspresif. Ridwan Kamil memang sosok penampil yang sangat nyaman tampil di depan publik.

Kedua, Ridwan Kamil tidak hanya dikenal sebagai orator ulung di muka publik, melainkan juga di media sosial. RK sangat aktif berkomunikasi di media sosial dengan para pengikutnya. Dengan bahasa yang santai dan lugas, RK memang memikat warga Bandung yang sangat aktif di medsos. Tak pelak, pengikut media sosial milik RK, mencapai 8,1 juta pengikut di instagram, termasuk yang terbanyak untuk politisi lokal. Medsos pula menjadi salah satu senjata andalan RK dalam memikat hati warga Jabar.

Ketiga, sejak menjabat walikota, RK menjadikan Kota Bandung tampak lebih bersahabat untuk warga dengan adanya ruang terbuka yang nyaman untuk mengekspresikan diri. Berbagai taman diperbaiki tampilannya, sehingga warga lebih nyaman menghabiskan waktu di ruang terbuka.

Keempat, keberadaan Uu Ruzhanul Ulum selaku Bupati Tasikmalaya sejak 2011 (saat ini sedang menjabat di pertengahan periode kedua), bakal melengkapi pemahaman RK selaku walikota. Bukan hanya memiliki pengalaman dan pengetahuan mengelola area kotamadya, melainkan juga area kabupaten.

Belum lagi Uu yang sudah lebih terbiasa mengelola dan menjalin komunikasi dengan parpol pengusungnya. Sedangkan RK sendiri memiliki sejarah hubungan kurang harmonis dengan parpol pengusungnya setelah terpilih sebagai walikota Bandung lalu. Untuk tingkat provinsi, kondisi ini bakal menghambat rencana pembangunan yang dilakukan.

Rebound untuk Asyik?

Ada satu fenomena di Pilkada Jabar kali ini yang ditunggu. Akankah ada rebound untuk pasangan Sudrajat-Syaikhu atau biasa disebut Asyik? Pertanyaan ini sempat mencuat, karena bagaimanapun, PKS berhasil mendudukkan kadernya selaku Gubernur Jawa Barat selama dua periode berturut-turut. Hal ini salah satunya tentu saja didukung oleh mesin partai yang solid.

Belum lagi ada pandangan, kalau hasil survei belum tentu tepat. Dengan demikian, posisi pasangan Sudrajat-Syaikhu yang di bawah selama ini, masih ada kemungkinan untuk meningkat drastis di hari pemungutan suara. Bahkan, kemenangan di DKI Jakarta tahun 2017, masih menginspirasi para kader PKS, Gerindra, dan PAN, untuk diulang di Jawa Barat tahun 2018.

Menilik hasil berbagai survei terbaru di bulan Juni ini, sepertinya pertarungan di Pilkada Jabar 2018 menjadi milik dua pasangan calon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News