Pilkada Serentak Dinilai Hanya Bikin Repot

Pilkada Serentak Dinilai Hanya Bikin Repot
Pilkada Serentak Dinilai Hanya Bikin Repot
"Nah hal-hal ini terjadi bukan hanya persoalan integritas dan kapabilitas komisioner KPU di daerah, tapi juga perlu ditinjau bagaimana peran partai politik," ujarnya.

Pendapat ini diamini Pengamat Politik Universitas Indonesia, Boni Hargens. Menurutnya, usulan tersebut  tidak menjamin terpilihnya pemimpin yang berkualitas. Apalagi mengingat tiap daerah memiliki karakter maupun geografi yang berbeda-beda.

Sebelumnya diberitakan, ide pelak­sa­naan pilkada serentak mendapat respon positif dari Ke­men­terian Dalam Negeri (Ke­men­dagri). Kementerian yang dipimpin Gamawan Fauzi ini bahkan telah menyiapkan beberapa for­mulasi gelaran pilkada se­ren­tak yang kemungkinan terlaksa­na setelah Pemilu 2014.

Gamawan meyakini, pelaksanaan pil­kada serentak dapat menghemat anggaran. Selain itu juga akan memberikan kemudahan jika ter­jadi gugatan sengketa hasil pil­kada nantinya. Alasan lain, untuk mengindari kejenuhan rakyat terhadap pemilihan, yang bisa lima kali dalam lima tahun. Yakni pilpres, pileg, pilgub, pilkada bupati/walikota, dan pilkades. (gir/jpnn)


JAKARTA - Inisiator Gerakan Masyarakat Sipil untuk Pemilu Bersih, Adhie M Massardi, menilai wacana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan serentak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News