Pilkada Serentak Dinilai Hanya Bikin Repot
Sabtu, 09 Maret 2013 – 23:36 WIB
"Nah hal-hal ini terjadi bukan hanya persoalan integritas dan kapabilitas komisioner KPU di daerah, tapi juga perlu ditinjau bagaimana peran partai politik," ujarnya.
Pendapat ini diamini Pengamat Politik Universitas Indonesia, Boni Hargens. Menurutnya, usulan tersebut tidak menjamin terpilihnya pemimpin yang berkualitas. Apalagi mengingat tiap daerah memiliki karakter maupun geografi yang berbeda-beda.
Sebelumnya diberitakan, ide pelaksanaan pilkada serentak mendapat respon positif dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kementerian yang dipimpin Gamawan Fauzi ini bahkan telah menyiapkan beberapa formulasi gelaran pilkada serentak yang kemungkinan terlaksana setelah Pemilu 2014.
Gamawan meyakini, pelaksanaan pilkada serentak dapat menghemat anggaran. Selain itu juga akan memberikan kemudahan jika terjadi gugatan sengketa hasil pilkada nantinya. Alasan lain, untuk mengindari kejenuhan rakyat terhadap pemilihan, yang bisa lima kali dalam lima tahun. Yakni pilpres, pileg, pilgub, pilkada bupati/walikota, dan pilkades. (gir/jpnn)
JAKARTA - Inisiator Gerakan Masyarakat Sipil untuk Pemilu Bersih, Adhie M Massardi, menilai wacana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dilakukan serentak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Tak Ada yang Tertarik Maju Pilgub Kalsel Lewat Jalur Perseorangan
- Pilkada Jatim 2024, Rawan Terjadi Pelanggaran di Semua Wilayah
- 40 Bakal Calon Kada Daftar ke Gerindra untuk Pilkada di Aceh
- Pilkada Bogor 2024, PKS Sodorkan 2 Nama ke Gerindra
- Pengawas Pilkada Penting Mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan
- Lulus Verifikasi PPS, 602 Orang Segera Ikuti Ujian CAT