'Pintu Terbuka, Artinya Air Masuk ke Dalam Pesawat'

'Pintu Terbuka, Artinya Air Masuk ke Dalam Pesawat'
Menkes Nila Moeloek. Foto: Fandi Permana/JPNN

Menurut dia, RS Bhayangkara dan RS Imanudin akan memaksimalkan usaha identifikasi. Namun proses itu memang tidak bisa cepat. Sebab, kondisi jasad saat ditemukan sangat berpengaruh. Dia berharap jenazah segera ditemukan. Yakni agar organ tidak rusak. Sebab, jasad yang berada di dalam air akan menggelembung. Kulit pun rusak.

Nila mengatakan, baju yang masih melekat pada jenazah juga bisa membantu identifikasi awal. Kondisi jasad dibuat sepersis mungkin saat ditemukan. Nila tidak menolerasi adanya kesalahan yang bisa berdampak besar..

Sementara itu, Ahli Forensik FK UI Prof Budi Sampurna menambahkan, salah satu penyebab proses identifikasi membutuhkan waktu lama adalah lantaran tes DNA. Lalu, pemeriksaan fisik jenazah yang kulitnya sudah lepas dan bekas jaringannya hilang. Proses identifikasi juga harus membandingkan data sewaktu masih hidup dengan yang dijenazah. ”Banyak item yang diperiksa. Banyak langkah,” ujarnya.

Menurut Budi, langkah dimulai dari tanda di tubuh hingga properti. Langkah selanjutnya berturut-turut mulai dari sidik jari, data gigi, dan pengambilan bahan untuk DNA. Pemeriksaan bisa berlangsung cepat jika jenazah dalam kondisi baik. Artinya, kecepatan penemuan jenazah sangat berpengaruh.

Budi mengatakan, sidik jari pada jenazah yang ditemukan lebih awal bisa mudah diidentifikasi. Sementara itu, gigi bergantung pada data yang dimiliki keluarga. Yang paling bagus, ada gambarnya dari dokter gigi atau hasil foto ronsen.

Sebab, organ yang bisa bertahan lama hanya gigi. Lalu, DNA dari keturunan vertikal. Sampel DNA bisa bertahan 100 tahun. ”Kalau meninggalnya sudah tiga hari ke atas, harus pakai cara lebih canggih. Misalnya gigi. Makin lama lagi harus pakai DNA. Mudah-mudahan penemuan jenazah cepat,” ucapnya.

Lama proses identifikasi ternyata tidak sama. Budi menuturkan, pada kasus Bom Bali, identifikasi membutuhkan waktu dua bulan. Untuk kasus jatuhnya pesawat Sukhoi, hanya perlu waktu sepekan.

Menurut Budi, sebenarnya pemeriksaan tidak membutuhkan waktu lama. Bisa sekitar dua hari saja. Namun, proses analisis lah yang membuat identifikasi terkesan memakan waktu.

Proses identifikasi jenazah penumpang AirAsia QZ8501 mendapat atensi Menteri Kesehatan Nila Moeloek. Dia meninjau langsung proses identifikasi jenazah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News