PKB Bakal Rugi Besar Jika Tinggalkan Jokowi

PKB Bakal Rugi Besar Jika Tinggalkan Jokowi
Muhaimin Iskandar bersama Presiden Jokowi di gerbong kereta bandara perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta menuju Stasiun Sudirman Jakarta, Selasa (2/1/2018). FOTO: SETPRES

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik  Ari Junaedi menilai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sedang mencoba menaikkan posisi tawar dengan getol mengusulkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2019. Selain itu, PKB sebagai partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga bermanuver dengan melakukan pendekatan ke Partai Demokrat dan Partai Gerindra.

Menurut Ari, bisa jadi langkah zig-zag PKB itu karena Jokowi kemungkinan tak akan menggandeng Cak Imin -panggilan Muhaimin- sebagai cawapres. “Ada beberapa kemungkinan jika Jokowi mengambil cawapres bukan Cak Imin (panggilan akrab Muhaimin)," ujar Ari kepada JPNN, Selasa (27/3).

Pengajar di Universitas Indonesia ini mengatakan, bisa saja PKB merajuk dan akhirnya memilih bergabung  dengan koalisi Gerindra - PKS. Pilihan lain bagi PKB adalah membentuk poros ketiga bersama Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang kemungkinan bakal terbentuk untuk mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Tapi harus diingat, PKB akan rugi besar jika tidak bersama barisan Jokowi. Ibarat merek otomotif, PKB akan mendapat after sales service (layanan purna jual, red) yang memuaskan jika tetap bersama Jokowi," ucapnya.

Ari meyakini PKB bakal memeroleh jatah menteri. Peluang Cak Imin menjadi menteri koordinator juga sangat terbuka 

"Beda jika PKB berlabuh dengan Prabowo atau AHY, jaminan merek serta layanan after sales service-nya masih tanda tanya," pungkas Ari.(gir/jpnn)


Langkah PKB yang merupakan bagian pendukung pemerintahan Joko Widodo mendekati Demokrat dan Gerindra dinilai sebagai manuver untuk menaikkan posisi tawar.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News