PKS Masih Ogah Bertemu Jokowi, Ini Alasannya

Terpisah, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu menyebut langkah PKS untuk bertemu presiden setelah kabinet baru terbentuk sangat bagus buat demokrasi. Menurutnya, PDIP tak akan memaksa semua partai ikut mendukung pemerintahan Presiden Jokowi.
“Buat kami bukan hanya semua melulu dalam pemerintahan, tetap harus ada yang di luar. Kalau bisa bareng-bareng ya monggo, tetapi kan juga tidak bisa memaksakan kalau itu harus semua bersama,” papar Masinton.
Menurut Masinton, PDIP juga pernah memilih berada di luar pemerintahan saat kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2009 dan 2009-2014. Kalau kami memang berpandangan bahwa apa pun negara ini nggak bisa dikerjakan sendiri-sendiri lagi, tidak ada prinsip yang menang semua,” katanya.
Hanya saja, partai-partai yang tak mendukung Jokowi di Pilpres 2019 memang tak serta-merta bisa ditinggalkan. Alasannya, harus ada semangat rekonsiliasi.
“Karena di situlah politik itu bagian dari melakukan rekonsiliasi bangsa ini. Rekonsiliasi yang terus-menerus serta bagian dari proses pendidikan politik bahwa berbeda itu tidak selamanya, tidak harus berpisah,” ujarnya.(boy/jpnn)
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah mantap memilih berada di luar pemerintahan alias menjadi oposisi bagi Presiden Jokowi.
Redaktur & Reporter : Boy
- Sekjen PKS Apresiasi Kepedulian Gubernur Kaltim pada Pendidikan
- Bersama Koalisi Pemerintah, PKS Makin Kukuh Melayani & Membela Rakyat
- PKS Instruksikan Kader di Pos Menteri & Kepala Daerah Menyukseskan Program Prabowo
- Aboe Bakar: Kepala Daerah dari PKS Harus Selaras dengan Prabowo
- Kawal PSU Pilkada Kabupaten Serang, PKS Menerjunkan Ratusan Pasukan Khusus
- Prabowo Pengin Evakuasi Warga Palestina, Mardani: Jangan Terkesan Relokasi, Berbahaya