PKS Mensinyalir Ada Konflik Kepentingan dalam Penanganan Covid-19, Kok Bisa?

PKS Mensinyalir Ada Konflik Kepentingan dalam Penanganan Covid-19, Kok Bisa?
PKS mensinyalir ada konflik kepentingan (versted interest) dalam program penanggulangan Covid-19, bahkan sudah lama terjadi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Sebelumnya, lanjut Mulyanto, dalam kasus riset dan produksi vaksin Merah Putih, adanya konflik kepentingan juga sudah terasa.

Riset vaksin Merah Putih yang dilakukan Universitas Airlangga, di bawah kordinasi BRIN dalam konsorsium riset Covid-19 terkesan lambat.

Di sisi lain, WHO sudah memberi lampu hijau akan ikut terlibat dalam pemantauan uji klinisnya.

BPOM juga menyambut baik persiapannya. Namun, karena ditengarai ada kepentingan pihak tertentu maka proses riset dan produksi vaksin inovasi anak bangsa ini menjadi lama. Diperkirakan vaksin Merah Putih ini baru bisa diproduksi pada Juli 2022.

"Keterlambatan itu ditengarai karena Menteri Luhut menggadang-gadang masuknya produsen vaksin China untuk diproduksi massal di Indonesia, yang juga direncanakan pada waktu yang bersamaan dgn produksi Vaksin Merah Putih.

Ini kan terkesan ada bias kebijakan. Publik menduga ada udang di balik batu. Pasalnya, di saat fase krusial kita mengembangkan vaksin anak bangsa, justru yang dipromosikan adalah vaksin asing yang akan dibangun di dalam negeri.  "Ini kan kontradiktif," jelas Mulyanto.

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan Jodi Mahardika membantah tuduhan adanya permainan di balik bisnis tes PCR.

Jodi menegaskan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) dibentuk karena pada awal pandemi Indonesia kesulitan menyediakan alat tes Covid-19.

PKS mensinyalir ada konflik kepentingan (versted interest) dalam program penanggulangan Covid-19, bahkan sudah lama terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News