PKS Minta Pemerintah Selesaikan Akar Masalah Bentrok di PT GNI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai permintaan Presiden Jokowi kepada aparat kepolisian untuk mencari dan menangkap provokator bentrok di PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) seperti menggampangkan persoalan.
Menurutnya, Presiden jangan hanya sekadar mempersoalkan terjadinya bentrok berdarah tetapi harus menyelesaikan akar masalahnya.
Sebab, bentrokan antarpekerja tidak akan terjadi bila manajemen PT GNI memperhatikan masalah keamanan dan keselamatan kerja smelter.
- Politikus PKS Ini Anggap Kejadian di PT GNI Sebagai Imbas Disahkannya UU Cipta Kerja
"Semua pihak harus merumuskan dan menyelesaikan akar masalah dari persoalan ini. Jangan mereduksi dan menutup mata pada persoalan yang lebih substansial dan mendasar," ujar Mulyanto, Kamis (26/1).
Lebih lanjut, Mulyanto menyarankan untuk mengatasi masalah di PT GNI pemerintah juga harus mengusut kelalaian manajemen menjalankan K3 serta mengaudit secara komprehensif kondisi smelter yang ada.
"Belum lagi permasalahan banyaknya TKA yang ditengarai ialah pekerja kasar serta berbagai masalah hubungan industrial," ungkapnya.
Untuk itu, Mulyanto minta pemerintah mengaudit secara menyeluruh kondisi smelter nikel ini, bahkan tidak terbatas hanya smelter PT GNI tapi juga smelter-smelter lainnya.
Hal itu untuk memastikan agar kejadian ledakan smelter tersebut tidak terulang di masa-masa yang akan datang.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai permintaan Presiden Jokowi kepada aparat kepolisian untuk mencari dan menangkap provokator bentrok di PT GNI
- Mekeng: Saya Tidak Ajak Masyarakat Boleh Korupsi Asal Nilainya Kecil
- FIFA Coret Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20, PKS: Masih Ada Kompetisi Lain
- Berkah Ramadan, Para Istri Pimpinan MPR Bagi-Bagi Bingkisan
- Jokowi Tak Suka Menteri Bikin Gaduh, Johan Budi Berharap Pak Mahfud MD Tidak Direshuffle
- Rapat dengan Pak Mahfud MD, Arteria Dahlan: Saya Tidak Lari
- Mahfud Diduga Punya Motif Politik Mengungkap Aliran Dana Janggal di Kemenkeu