Plangkahan Awali Prosesi Pernikahan Putri Sultan Hamengku Buwono X

Penasaran Mempelai Pria, Warga Menunggu di Regol Magangan

Plangkahan Awali Prosesi Pernikahan Putri Sultan Hamengku Buwono X
Putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara (kedua kiri) menyerahkan plangkah kepada kakak keempatnya GRAj Nur Abra Juwita (kanan) sebagai simbol meminta izin untuk menikah terlebih dahulu, di Keraton Kilen, Kompleks Keraton Jogjakarta, Jogjakarta, Minggu (16/10). Foto : Guntur Aga Tirtana/Radar Jogja/JPNN
 

Sebelumnya, Nurabra Juwita mengatakan tidak meminta barang istimewa. Sebagian barang merupakan pilihan Jeng Reni dan Ubai serta orang tuanya. Meski begitu, ada juga yang dia pilih sendiri. "Tapi, gak ditentuin kok harus merek apa atau gimana," ujar Jeng Abra ?panggilan Nurabra Juwita.

 

Dia tidak mempermasalahkan adiknya menikah terlebih dahulu. Putri keempat Sri Sultan yang lahir 24 Desember 1983 itu juga menyatakan merestui pernikahan adiknya dan tidak meminta permohonan khusus. Meski demikian, Jeng Abra tetap harus menjalani upacara plangkahan sebagai ritual di keraton.

 

"Jodoh orang kan masing-masing, bukan kita yang ngatur. Kerena itu, bagi saya, tidak masalah adik saya duluan menikah. Saya ingin berkarir dulu," tutur Jeng Abra yang berkarir di Jakarta bidang IT.

 

Jeng Abra menuturkan, sebelum dilamar, adiknya melakukan pembicaraan pribadi dengan dirinya. Jeng Reni sempat menyatakan rasa sungkan karena harus menikah terlebih dahulu. Namun, sebagai kakak, dia justru tidak mempermasalahkan itu.

Rangkaian prosesi pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X GKR Bendara dimulai kemarin. Prosesi pertama adalah plangkahan dan ngabekten.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News