Plangkahan Awali Prosesi Pernikahan Putri Sultan Hamengku Buwono X
Penasaran Mempelai Pria, Warga Menunggu di Regol Magangan
Senin, 17 Oktober 2011 – 08:08 WIB
Di Regol Magangan, ratusan warga Jogjakarta sudah menunggu. Warga yang rata-rata bermukim di sekitar keraton mengetahui pengantin pria akan tiba di situ sekitar pukul 11.00 dari pemberitaan media massa. "Mumpung liburan, sekalian melihat ke sini. Kepengin lihat Mas Ubai (panggilan KPH Yudanegara, Red) langsung," ujar Lutfhi Hasan, warga Pugeran yang datang bersama istri dan anaknya.
Setelah tiba di Magangan, Yudanegara yang juga Kasubid Komunikasi Politik Bidang Media Cetak Setwapres diantar menghadap KGPH Hadiwinoto selaku cepeng damel Ksatriyan di Bangsal Ksatriyan. Ubai dan keluarga beristirahat di Gedhong Srikaton dan kembali ke Ksatriyan untuk meneruskan prosesi nyantri.
Menurut GBPH Prabukusumo, tradisi nyantri dilakukan untuk semua calon mantu keraton, baik perempuan maupun laki-laki, sebagai sarana pengenalan kepada anggota keluarga keraton. Dahulu prosesi tersebut dilakukan selama 40 hari menjelang menikah, berbarengan dengan prosesi pingitan.
Namun, karena perkembangan zaman, sekarang dilakukan secukupnya, menjelang hari H pernikahan sebagai simbol adaptasi di lingkungan keraton. "Tujuannya, pengenalan kepada anggota keluarga keraton untuk mengakrabkan supaya keraton bisa mengenali calon mantu," ujar Prabukusumo di Bangsal Ksatriyan.
Rangkaian prosesi pernikahan putri bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono X GKR Bendara dimulai kemarin. Prosesi pertama adalah plangkahan dan ngabekten.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor