PM Australia Tak Hadiri Penandatanganan FTA Dengan Indonesia

"Pemerintah Indonesia menampilkan perjanjian ini sebagai cara meningkatkan pelatihan dan keterampilan bagi warga Indonesia, menghindari adanya kesan investor asing datang untuk mengambil kekayaan Indonesia," kata Bland.
Sikap proteksionis tentu saja tidak terjadi di Indonesia saja. Proses ratifikasi ini juga belum bisa dipastikan lolos di Australia.
Australia akan menggelar pemilu pada bulan Mei, dan sejumlah politisi oposisi kian skeptis terhadap manfaat dari FTA.
Pemimpin Partai Buruh yang beroposisi Bill Shorten hari ini menyatakan mendukung kesepakatan FTA dengan Indonesia.
"Prinsip kesepakatan perdagangan bebas dengan Indonesia, kami mendukungnya. Saya ingin melihat hubungan ekonomi lebih dekat dan luas dengan Indonesia. Itu sangat penting," katanya.
Namun Bill Shorten juga memberi peringatan.
"Saya ingin memastikan bahwa pekerja (Australia) tidak dirugikan (oleh FTA)," katanya.
Simak berita selengkapnya dalam Bahasa Inggris di sini.
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya