PM Selandia Baru Tak Mau Sebut Nama Pelaku Penembakan di Christchurch

Namun menurut PM Ardern, konten peristiwa penembakan itu masih juga beredar di dunia maya.
Penyebar video diancam hukuman penjara
Kepala Badan Sensor Selandia Baru David Shanks telah memasukkan video peristiwa itu dalam kategori konten yang "tak bisa diloloskan".
Artinya, barangsiapa yang terbukti menyebarluaskan video ini di Selandia Baru kini terancam hukuman penjara dan denda.
Perusahaan telekomunikasi yang menyediakan jasa di Australia dan Selandia Baru seperti Telstra dan Vodafone menyatakan telah memblokir sejumlah webiste yang masih menyimpan konten video penembakan di Christchurch.
Sementara itu, kepolisian Selandia Baru terhambat dalam upaya mereka mendapatkan data dari sebuah website bernama Kiwi Farms. Di situs ini, muncul sejumlah postingan tentang teroris Brenton Tarrant di saat berlangsungnya kejadian.
Salah satu pengelola website dilaporkan menolak bekerja sama dengan polisi Selandia Baru dan menuding mereka berupaya melakukan sensor.
"Kamu itu cuma negara kepulauan kecil yang tak relevan dan jarang diketahui, sama seperti negara-negara Pasifik lainnya," demikian jawaban administrator website itu, Joshua Moon kepada polisi.
Dia menambahkan polisi Selandia Baru tidak punya kewenangan hukum yang bisa menjangkau setiap orang yang mempostingnya di internet.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas