Polair Musnahkan 8.000 Hewan Langka Ini di Sumsel
Saiful menahkodai kapal motor sungai (KMS) Robi Ayu yang membawa 5.000 ekor ketam tapal kuda dari perairan Sembilang.
Sedang Faizal nahkoda kapal motor Rizky Putra yang membawa 3.000 ekor ketam tapal kuda di perairan Batu Buruk, Sei Sembilang. Darinya disita pula tiga paspor, dua bendera Malaysia, dua ton siput hijau dan satu ton arang.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Mabes Polri. Sebab, ribuan ketam ini akan diselundupkan ke Malaysia,” beber Robinson.
Hadir pada pemusnahan tersebut perwakilan dari BKSDA Sumsel, Sunyoto. Menurutnya, populasi ketam tapal kuda tinggal sedikit di Sembilang. “Jadi, benar-benar langka. Orang mengambil ketam tapal kuda karena ada khasiatnya,” tukasnya.
Upaya penyelundupan ketam tapal kuda ini bukan yang pertama. Pada 5 November 2016, Unit I Subdit IV Tipiter Ditreskrimsus Polda Sumsel menggerebek sebuah ruko di Kelurahan Talang Keramat, Kecamatan Talang Kelapa.
Dalam ruko itu, ditemukan 308 ketam tapal kuda serta 38 kg telurnya. Kondisi semua satwa khas perairan mangrove itu sudah mati dan didinginkan di kotak fiber. Anggota Ditreskrimsus berhasil mengungkap kasus itu setelah penyelidikan selama empat bulan. (vis)
Direktorat Polair Polda Sumsel memusnahkan sebanyak 8.000 ekor ketam tapal kuda atau belangkas yang ditangkap pada 7 Maret lalu.
Redaktur & Reporter : Budi
- Naik 12,94 Persen, Ekspor Sumsel Maret 2024 Capai USD 503,09 Juta
- Tahun Ini Kasus DBD Tertinggi Terjadi di Sumsel
- Bocah yang Hanyut Saat Berenang di Sungai Borang Ditemukan Meninggal Dunia
- Warga Tanjung Lago Tewas Ditusuk Sesama Pengunjung Warung di Banyuasin
- Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Segera Bentuk Tim Pencarian Peninggalan Sejarah
- Sumsel & BIG RI Teken MoU Pemanfaatan Data dan Informasi Geospasial