Politikus PKS: Keadaan Ini Sudah Sangat Mengkhawatirkan

Politikus PKS: Keadaan Ini Sudah Sangat Mengkhawatirkan
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas FPKS DPR RI

"Pemerintah mesti tuntaskan dan mengusut persoalan gula ini. Keadaannya sudah sangat mengkhawatirkan. Harus dipastikan, ini persoalannya ada di manajemen pengelolaannya, atau ada segelintir oknum yang mencoba memburu rente dari buruknya keadaan," usul Akmal.

Legislator Asal Sulawesi Selatan II ini mengatakan, kebijakan terkait gula ini terhadap importasi 6 bulan terakhir sudah sesuai harapan. Importasi masih dalam batas kewajaran meskipun total izin impor gula mencapai 988,8 ribu ton.

Dengan asumsi total konsumsi gula mencapai 230-250 ribu ton per bulan, pemerintah dari sisi produksi mesti mampu mengembalikan kekuatan komoditas gula nasional seperti pada tahun 1930. Pada medio 1930, Indonesia mempunyai lahan tebu sekitar 200 ribu haktare dengan produksi gula mencapai 2,9 ton per tahun sehingga menyematkan negara ini menjadi pengekspor gula. Setelah zaman kemerdekaan, Negara ini belum pernah mengalami manisnya gula dengan berekspor.

Pada zaman kemerdekaan, Indonesia memiliki sistem pergulaan yang cukup bagus antara sekitar sebelum tahun 2010an dengan pola kejasama kemitraan perusahaan milik pemerintah dengan petaninya.

Namun kondisi mesin-mesin pabrik gula sudah termakan usia dari sejak zaman kolonial.  Upaya membangun pabrik gula baru tidak juga ada kabar baiknya. Sempat mangkrak pabrik gula glenmore di banyuwangi yang nantinya jadi kebanggaan, tapi akhirnya kandas.

Akmal menambahkan, konsumsi gula penduduk negara kita memang cukup tinggi. Bahkan pada tahun 2018, Indonesia menjadi negara pengimpor gula terbesar di dunia mengungguli China di posisi kedua dan AS di peringkat tiga.

Kebutuhan gula kristal putih (GKP) Tanah Air mencapai 2,8 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri per tahun hanya di kisaran 2,2 - 2,3 juta ton. Artinya ada kekurangan sebanyak 500-600 ribu ton tiap tahunnya.

"Perlu ada Edukasi yang menyeluruh kepada seluruh rakyat Indonesia, berkaitan dengan bahayanya konsumsi gula yang tinggi sehingga selain memperbaiki tingkat kesehatan SDM bangsa, juga dapat menekan konsumsi gula. Tantangannya adalah, gula ini menjadi penambah kenikmatan berbagai produk makanan dan minuman yang sulit dilepas dari selera masyarakat. Pekerjaan Rumah pemerintah masih sangat banyak pada komoditas gula ini", tutur Akmal.

Pemerintah ini lama-kelamaan makin tidak dipercaya semua ucapan dan kebijakannya. Hari ini Ngomong A, besok Ngomong B. Mana ada rakyat percaya bila begini terus ke depannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News