Politisi Australia Mengatakan Presiden Putin Tidak Akan Mundur dari Ukraina

"Dia [Putin] melihat Ukraina sebagai negara penyangga, harus tunduk pada kepentingan keamanan Rusia," katanya.
"Saya kira di situlah satu-satunya peluang yang bisa dimainkan Ukraina untuk menghentikan pertempuran. Yakni bila mereka berjanji untuk tidak pernah bergabung dengan NATO," jelas Julie.
"Memang mereka seharusnya tidak melakukan hal itu. Tapi mungkin itu cara untuk mengakhiri pertempuran ini," tambahnya.
"Ini tragedi bagi rakyat Ukraina, terutama mereka yang terjebak dalam pertempuran. Ini juga penghinaan mutlak terhadap kemanusiaan dan melanggar standar perilaku dalam tatanan internasional," paparnya.
Menurut Julie Bishop, sanksi dari berbagai negara tidak mungkin mengubah perilaku Rusia dalam jangka pendek.
"Tiongkok menjadi mitra dagang dua arah terbesar Rusia. Tiongkok masih menjadi penyelamat. Jika Tiongkok memberi sanksi pada minyak dan gas Rusia, saya kira hal ini akan berakhir," katanya.
"Putin itu seorang pengambil risiko. Dia tipe penjudi, tidak diragukan lagi. Invasi ke Ukraina ini adalah risiko yang diperhitungkan," katanya.
Peran Australia dalam konflik Ukraina dan Rusia
Julie Bishop mengatakan Pemerintah Australia perlu mendukung negara-negara tetangga Ukraina yang menerima pengungsi seperti Polandia.
Saat masih menjabat sebagai perdana menteri Australia di tahun 2014, Tony Abbott pernah sesumbar akan melakukan konfrontasi pada Presiden Rusia Vladimir Putin terkait masalah penembakan pesawat Malaysia MH17 di atas wilayah Ukraina
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS