Politisi Gerindra Akui Prabowo Pemarah

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Gerindra, Martin Hutabarat mengakui calon presiden Prabowo Subianto memang pemarah. Tapi marahnya Prabowo menurut Martin, bukan asal marah saja.
Dikatakan, Ketua Dewan Pembina Gerindra itu marah jika ada masalah prinsip yang dilanggar oleh anak buahnya.
"Prabowo itu memang pemarah kalau anak buahnya sering melakukan kesalahan," kata Martin Hutabarat, di gedung DPD, Senayan Jakarta, Rabu (21/5).
Apalagi lanjutnya, jika kesalahan itu berulang-ulang dilakukan anak buahnya, tingkat kemarahan Prabowo akan bertambah. "Saya kira itu manusiawi. Semua orang pasti akan bersikap seperti itu," ungkap anggota Komisi III DPR ini.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai pemahaman Prabowo terhadap kebebasan pers, Martin menjelaskan bahwa capres Gerindra tersebut sangat menghargai kebebasan media massa.
"Prabowo menghargai kebebasan pers, karena kebebasan tersebut dijamin oleh undang-undang," tegasnya.
Dikatakannya, musuh media itu bukan presiden. "Justru di dalam negara demokrasi, media itu mitra kerja presiden untuk mewujudkan program-programnya," politisi asal Siantar, Sumut, itu.
Lebih lanjut Martin mengajak para capres untuk menggunakan media massa sebagai sarana untuk menyampaikan visi dan misi. "Kompetisi Jokowi dan Prabowo saat kampanye nanti di media massa harus tetap dalam koridor visi dan misi capres," sarannya.
JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Partai Gerindra, Martin Hutabarat mengakui calon presiden Prabowo Subianto memang pemarah. Tapi marahnya Prabowo
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia
- Hasan Nasbi Mengaku Hubungannya dengan Presiden Prabowo, Mensesneg, dan Teddy Sangat Baik
- Usulan Kubu Tom Lembong, Hadirkan Moeldoko dan Eks Mendag di Persidangan!
- HNW Dukung Rencana Prabowo Ingin Biaya Haji Indonesia Lebih Murah Dari Malaysia