Polri Sebut Ada Pembunuh Bayaran Incar 4 Pejabat Nasional dan 1 Petinggi Lembaga Survei

Polri Sebut Ada Pembunuh Bayaran Incar 4 Pejabat Nasional dan 1 Petinggi Lembaga Survei
Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal. Foto: Elfany/JPNN.com

AD menjual senjata kepada HK. Jumlah senjata yang dijualnya tiga pucuk senjata rakitan, senjata laras panjang dan satu senjata laras pendek. ”Uang yang diterimanya Rp 26 juta, tersangka ditangkap di Jakarta Utara,” paparnya.

Penjual senjata ini juga diketahui positif amphetamine. Menurutnya, masih diteliti dari mana senjata itu didapatkan AD. ”Tersangka terakhis perempuan berinisial AF yang berperan sebagai pemilik dan penjual senjata api jenis revolver. Uang yang diterimanya Rp 50 juta,” jelasnya.

Iqbal menjelaskan, awalnya HK meminta TJ untuk membunuh dua orang tokoh nasional. Pada 21 Mei permintaan pembunuhan bertambah, dua tokoh nasional lain juga menjadi target. ”ada perintah lainnya untuk membunuh pimpinan lembaga survei swasta,” urainya.

Menurutnya, kelompok tersebut telah melakukan survei terhadap rumah dari lima target sasaran pembunuhan. Eksekusi rencananya dilakukan 21 Mei 2019. ”Kelompok yang dipimpin HK ini berencana untuk membaur dalam massa aksi 22 Mei sekaligus melakukan rencana jahatnya,” terangnya.

Kelompok tersebut berbeda dengan kelompok yang yang sempat disampaikan Menkopolhukam Wiranto. Tersangkanya berbeda dan barang bukti senjata apinya juga berbeda. ”jadi ada dua kelompok yang teridentifikasi,” jelasnya.

Iqbal menjelaskan, kelompok ini belum diidentifikasi apakah merupakan kelompok teroris yang ingin memanfaatkan aksi 22 Mei atau tidak. ”Yang pasti, ini merupakan kelompok penunggang gelap aksi tersebut,” jelas jenderal berbintang dua itu.

Memang terdapat petunjuk ada keterkaitan antara perusuh 22 Mei dengan penumpang gelap tersebut. Namun, semua sedang didalami. ”jadi ada dua elemen dalam aksi itu, pertama massa aksi damai, setelah berbuka dan beribadah bersama TNI dan Polri pulang semua. Lalu, elemen kedua yang menyerang memakai batu, parang panah, dan sengaja melukai petugas. Mereka sengaja menimbulkan korban untuk martir,” urainya.

Apakah senjata yang dibawa tersangka sudah pernah dipakai? Iqbal mengatakan bahwa soal itu belum bisa dijawab. Nanti semua itu akan disampaikan. ”Kita sedang dalami semuanya,” terangnya di kantor Kemenkopolhukam kemarin. (idr)


Iqbal menjelaskan, awalnya HK meminta pembunuh bayaran untuk mengeksekusi dua orang tokoh nasional. Pada 21 Mei permintaan pembunuhan bertambah.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News