Polusi Udara Jakarta Kian Parah, Ini yang Dialami Jurnalis ABC
Pada tahun pertama saya tinggal di kota besar yang macet ini, saya sebenarnya tidak terlalu peduli dengan polusi udara. Tapi bayi saya mulai menderita batuk-batuk.
Keluargaku baru saja tiba dari sebuah negara dengan udara bersih dan segar. Paru-paru kami pun penuh udara semacam itu.
Tatkala pesawat kami mulai menurun dari cakrawala dengan langit biru menuju selimut asap tebal berwarna coklat, tadinya saya mengira ada kebakaran.
Namun memang begitulah udara Jakarta selama ini.
Photo: Selama tiga hari berturut-turut dalam pekan ini udara Jakarta dikategorikan terburuk di dunia. (Reuters: Willy Kurniawan)
Dua hari kemudian, bayi laki-laki kami itu mulai terbangun tengah malam karena batuk. Sebenarnya ini yang biasa saja dialami anak berusia 15 bulan.
Itu terjadi sekitar enam minggu lalu.
Tapi hampir setiap malam sejak itu, kami selalu terbangun tengah malam, biasanya selama beberapa jam, dan mencoba menenangkannya, memberinya air, atau apa saja untuk meringankan batuknya.
- Warga Dievakuasi untuk Menghindari Letusan Gunung Ruang
- Dunia Hari Ini: Helikopter ini Mengirimkan Pesan dari Mars ke Bumi
- Wombat Tertua di Dunia Berulang Tahun yang ke-35
- Pelaku Penikaman Masal di Sydney Disebut Tidak Mencurigakan
- Orang Utan Kalimantan Lahir di Kebun Binatang di Florida, Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 19 Orang Tewas Akibat Longsor di Tana Toraja