Potensi Cuaca Ekstrem, BMKG Peringatkan Pemudik Lebih Waspada

Potensi Cuaca Ekstrem, BMKG Peringatkan Pemudik Lebih Waspada
Potensi cuaca ekstrem. Foto: Ricardo/JPNN.com

Wilayah yang memasuki musim kemarau pada Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatera bagian selatan, Papua bagian selatan.

Saat peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau seperti saat ini, kata Dwikorita, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.

Namun, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.

Menurut Dwikorita awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh di saat pagi menjelang siang, bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas.

Akan tetapi, menjelang sore hari awan ini akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir, dan angin.

“Kondisi ini juga yang menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Maka dari itu kami mengimbau kepada seluruh pemudik, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik," imbuhnya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan selama periode mudik Lebaran pihaknya akan menyiagakan posko nasional dan daerah untuk memantau kondisi cuaca terkini.

Selain itu, 190 stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar cuaca di seluruh wilayah di Indonesia juga akan disiagakan, termasuk Prakirawan Cuaca bertugas 24/7 untuk memastikan informasi cuaca yang lebih akurat.

BMKG memperingatkan para calon pemudik untuk lebih waspda saat akan pulang ke kampung halaman karena potensi cuaca ekstrem.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News