Potensial jadi Cawapres, Yusril Dinilai Bisa Menyedot Suara Umat Muslim

Potensial jadi Cawapres, Yusril Dinilai Bisa Menyedot Suara Umat Muslim
Yusril Ihza Mahendra. Foto: Ricardo/JPNN.com

Secara substansial, Cecep menilai sosok bakal calon wakil presiden (cawapres) harusnya dapat menjadi penguat elektabilitas calon presiden. 

Menurutnya, tim sukses dari seluruh calon presiden harus menghitung secara matang kapasitas dan value dari bakal cawapres yang dibidik.

Hinga saat ini, terdapat tiga koalisi yang mengincar tiket Pilpres 2024. Koalisi tersebut yaitu, Koalisi Indonesia Maju yang berisi Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, PBB, Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima   yang mengusung bacapres Prabowo Subianto. 

Kedua, ada Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang berisi Partai NasDem, PKB dan PKS ang mengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan ketiga, PDIP dan PPP yang mengusung bacapres Ganjar Pranowo.

Partai Demokrat, resmi bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon Presiden pada Pemilu 2024. Keputusan tersebut diambil dalam  acara Rapimnas Partai Demokrat, Kamis (20/9/2023) di Jakarta Covention Centre (JCC) Senayan Jakarta. 

Bergabungnya Partai Demokrat dalam KIM membuat dukungan partai terhadap Prabowo makin bertambah. 

Sampai saat ini tercatat sudah delapan partai pengusung Prabowo yaitu Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat,  Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Gelora, Partai Garuda, dan Partai Prima.  

Meski sudah diusung oleh delapan partai, sampai saat ini Prabowo masih belum mengumumkan pendampingnya yang akan menjadi bakal calon wakil presiden. 

Pengamat Politik Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro mengingatkan Prabowo untuk memilih pendampingnya sebagai bakal calon wakil presiden dengan teliti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News