Potret Keluarga Jawa setelah 125 Tahun

Empat Anak Mentas, Salimin Merasa Tugas Tuntas

Potret Keluarga Jawa setelah 125 Tahun
Potret Keluarga Jawa setelah 125 Tahun

Desa Purwodadi merupakan desa yang dihuni hampir 100 persen orang keturunan Jawa. Kini warganya berjumlah sekitar 3.000 jiwa, sudah lumayan banyak bila dibandingkan sembilan tahun silam. Otomatis rumah penduduk makin banyak dan bagus-bagus. Jalan desanya juga mulus-mulus. Setiap saat terlihat mobil berbagai merek melintas dengan kencang, keluar masuk desa.

Bahkan, kini empat supermarket milik warga Tionghoa mewarnai desa dengan dua masjid menghadap ke barat dan dua masjid menghadap ke timur itu. (Di Suriname, masih ada paham di sebagian masyarakat Islam Jawa bahwa salat itu mesti menghadap barat seperti yang diajarkan nenek moyang mereka dari Indonesia. Padahal, letak geografis Suriname berada di sisi barat Kakbah sehingga semestinya kiblat salat menghadap timur. Karena itu, hingga kini masih banyak masjid di Suriname yang posisi kiblatnya barat dan timur).

Tak jauh dari desa tersebut juga ada kasino yang memang dilegalkan di negara itu. Di tempat judi tersebut tak sedikit warga keturunan Jawa yang bertaruh memperebutkan ”endog blorok” alias jackpot.

Sekalipun Purwodadi banyak berubah, kondisi rumah Salimin hampir tak mengalami perubahan yang berarti. Sebagian dindingnya masih tetap memakai papan kayu (seperti rumah-rumah transmigrasi di Indonesia dulu), sebagian lainnya bertembok batako. Begitu pula atapnya, tetap memakai seng.

Yang berubah, kini rumah Salimin tampak sepi. Tak ada lagi anaknya yang tinggal serumah dengan dia. Rumah dengan ukuran sekitar 20 x 20 meter itu sekarang hanya ditinggali Salimin bersama istrinya, Roosmi Tambeng.

Sakmeniko lare-lare sampun gadah griya piyambak-piyambak. Sampun urip dewe-dewe (Sekarang anak anak sudah punya rumah sendiri-sendiri. Sudah hidup sendiri-sendiri),” ujar presenter kondang itu.

Sembilan tahun silam, ketika Jawa Pos melakukan liputan suasana Ramadan dan Lebaran di Suriname, rumah Salimin masih ”didomplengi” dua anak terakhirnya. Yakni, Argyll Legiran (lahir pada weton Legi) dan Sabrina Tracey Leginie (juga weton Legi). Kini keduanya sudah berkeluarga dan tinggal di rumah sendiri bersama suami atau istri dan anak-anaknya.

Argyll yang beristri Puji Lestari, perempuan asal Nglipar, Gunungkidul, Jogjakarta, menempati rumah di Jalan Poerworedjo (Poerworedjoweg), sekitar 200 meter dari rumah bapaknya. Pegawai rumah pemotongan hewan (RPH) itu kini sedang menunggu kelahiran anak keduanya. Lalu, Sabrina sedang membangun rumah di pojok perempatan Jalan Soekoredjo dan Jalan Poerwodadi, sekitar 100 meter dari rumah Salimin. Sabrina yang bersuami Paris Partorejo dikaruniai tiga anak yang masih kecil-kecil.

Masyarakat keturunan Jawa di Suriname kini bisa menikmati hidup dengan enak. Mereka memiliki segalanya. Wartawan Jawa Pos Arief Santosa yang kini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News