Praktisi Pasar Modal: Berinvestasi Ada Pasang Surutnya, Bukan Meraup Untung Dalam Sekejap

Praktisi Pasar Modal: Berinvestasi Ada Pasang Surutnya, Bukan Meraup Untung Dalam Sekejap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Praktisi pasar modal Vier Abdul Jamal mengatakan investor harus sadar bahwa berinvestasi ada pasang surutnya. Bukan meraup untung dalam sekejap.

Oleh karena itu, pola pikir (mindset) investor menanamkan dana di berbagai instrumen investasi harus dibongkar.

“Misal, saat kita berinvestasi di saham, pasti harganya akan mengalami turun dan naik. Sebagai investor, hal itu lumrah. Berbeda jika sebagai trader yang memang mengejar keuntungan dalam waktu singkat,” papar Vier, Rabu, (30/3).

Dia menambahkan, saat seseorang membeli saham, dia punya potensi mendapatkan keuntungan kenaikan harga (capital gain) atau dividen yang bersumber dari laba bersih perseroan.

Vier menegaskan, saat membeli instrumen investasi, sang investor sedang membeli peluang dan risiko.

Peluang mendapat keuntungan, sekaligus memikul risiko kerugian.

Menurut Vier, seorang investor harus memiliki horizon investment period. Misal, untuk jangka menengah, tiga hingga lima tahun. Lalu, untuk jangka panjang, bisa mencapai 20 tahun.

“Karena itu, harus mampu mengelola risiko yang ada. Tidak ada yang instan, bukan beli sekarang, lalu untung. Kalau begitu, namanya trader. Mau untung besar dalam sekejap, risikonya juga besar. Mari rombak mindset kita. Kita harus punya horizon investment period,” saran Vier.

Di posisi inilah pentingnya sang investor memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi di aset kripto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News