Praktisi Pasar Modal: Berinvestasi Ada Pasang Surutnya, Bukan Meraup Untung Dalam Sekejap

Praktisi Pasar Modal: Berinvestasi Ada Pasang Surutnya, Bukan Meraup Untung Dalam Sekejap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Terkait risiko, tambah dia, ketika harga saham atau instrumen investasi lainnya seperti aset kripto sedang turun, bukan serta merta investor merugi.

Harga instrumen investasi fluktuatif. Ada masanya naik, ada kala turun.

Di posisi inilah pentingnya sang investor memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi di aset kripto.

Menurut Vier, seorang investor yang hendak membeli aset kripto perlu memperhatikan alasan kenapa dia masuk ke instrumen itu.

Alasan investasi atau investment driver, biasanya, capital gain atau dividen. Kalau di aset kripto, pasti capital gain. Tinggal bagaimana si investor mengelola risiko.

“Untuk mengelola risiko, batasi imajinasimu yang tidak pernah terbatas. Uang seperti air laut, semakin diminum seseorang semakin haus. Kita yang mengontrol portofolio investasi, bukan sebaliknya,” tutur Vier.

Terkait investasi di aset kripto, dia melihat potensinya besar sekali di Indonesia.

Mengutip data Bappebti, per Februari 2022, investor aset kripto terdaftar sebanyak 12,4 juta. Dari sisi nilai transaksi aset kripto mencapai Rp 83,8 triliun.

Di posisi inilah pentingnya sang investor memiliki kemampuan mengelola risiko, termasuk saat berinvestasi di aset kripto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News