Pramono Anung, Politikus yang Juga Kolektor Ratusan Lukisan
Rumah Bak Galeri, Gilir Koleksi yang Dipajang
Sabtu, 01 Januari 2011 – 08:38 WIB
Saat ditanya harga lukisan "komik wayang"-nya itu, Pram lagi-lagi menolak membocorkannya. "Memang ada harganya"? jawabnya, lantas tergelak.
Dia mulai mengoleksi lukisan pada 1993. Saat itu, Pram baru saja lulus program S-2 dari Magister Management UGM, Jogjakarta. Saat itu dia belum terjun penuh ke dunia politik. Bahkan, dia masih menjadi direktur dan komisaris di sejumlah perusahaan. Misalnya, direktur PT Tanito Harum, Jakarta; direktur PT Vietmindo Energitama, Vietnam; dan komisaris PT Yudhistira Haka Perkasa, Jakarta. "Dulu kalau beli lukisan selalu yang ada sawahnya," kata Pram.
Meskipun senang lukisan, Pram mengaku sama sekali tidak bisa melukis. "Untungnya mata saya bisa melihat lukisan dengan baik. Jadi, mengoleksi lukisan ini boleh dibilang sebagai kompensasi dari dendam saya nggak bisa melukis. Sawah gunung saja nggak bisa," ujar suami Endang Nugrahani itu.
Pram memperoleh koleksinya itu dengan berbagai cara. Mulai mengikuti lelang hingga berburu ke galeri. "Kalau pas ke luar negeri, objek yang pasti saya cari adalah lukisan," katanya.
Di balik kesehariannya sebagai politisi di Senayan, Wakil Ketua DPR Pramono Anung adalah sosok pengagum seni, khususnya lukisan. Seperti apa koleksinya?
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor