Prancis Janjikan Dana Rp 8 Triliun untuk Indonesia, Ada Kepentingan Apa?
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia akan menerima komitmen pendanaan senilai 500 juta euro atau setara dengan Rp 8 triliun dari Prancis untuk proyek transisi energi.
“Dalam kaitan ini, saya sangat mengapresiasi komitmen Prancis untuk mendukung pendanaan bagi proyek transisi energi di Indonesia sebesar 500 juta euro,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean Y-ves Le Drian di Jakarta, Rabu.
Retno mengatakan komitmen tersebut akan ditandatangani antara Prancis dengan Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Agen Pembangunan Prancis (AFD).
Menurut dia, pemerintah mengupayakan kolaborasi untuk mempercepat transisi energi yang juga menjadi prioritas Presidensi G20 Indonesia.
“Transisi energi bukan merupakan opsi, melainkan keniscayaan. Karena itu, kolaborasi diperlukan untuk mendukung transisi tersebut, antara lain melalui investasi dan transfer teknologi,” katanya.
Dalam kesempatan sama, Menlu Prancis Jean Y-ves Le Drian mengatakan pihaknya sepakat untuk memberikan komitmen tersebut dalam upaya mendukung transisi ke energi hijau dan terbarukan.
“Dalam rangka mendukung upaya Indonesia dalam transisi energi, kami menyatakan komitmen senilai 500 juta euro melalui AFD,” katanya.
Sebelumnya, Bank Dunia menyarankan kepada Indonesia untuk memulai dan mempercepat transisi energi, salah satunya dengan meminta dukungan dari masyarakat internasional, baik itu dukungan finansial dalam bentuk investasi maupun transfer pengetahuan dari negara-negara yang lebih berpengalaman.
Indonesia akan menerima pendanaan setara dengan Rp 8 triliun dari pemerintah Prancis
- Tampang Pelaku Perampokan Terhadap Wisatawan Asal Prancis di Karo
- Dubes Iran Sebut Presiden Jokowi dan Menlu Retno Pahlawan untuk Palestina
- Bantuan Indonesia untuk Palestina dan Sudan Bentuk Diplomasi Kemanusiaan
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Amerika dan China Sibuk Berebut Kuasa, Negara-Negara Berkembang yang Menderita
- Hadiri KTT ASEAN-Australia, Presiden Jokowi Bawa Isu Palestina