Prediksi Guru Besar UGM dan Mbah Mijan Soal Akhir Krisis Corona

Prediksi Guru Besar UGM dan Mbah Mijan Soal Akhir Krisis Corona
Ilustrasi Corona Covid-19. Foto: pixabay

Mengacu pada hasil ini, Dedi menyarankan untuk tidak melakukan ritual mudik lebaran dan kegiatan shalat tarawih berjamaah di masjid selama Ramadan.

Intervensi ketat oleh pemerintah melalui parsial lockdown dan penjarakan fisik, kata dia, juga harus diperketat sampai pandemi benar-benar berakhir di awal Juni 2020.

Prediksi tersebut berdasar data penderita hingga Kamis (26/3) dan diasumsikan telah ada intervensi ketat dari pemerintah sejak pekan ketiga Maret 2020. Lebih lanjut, efek pemudik dari kota besar yang terdampak COViD-19 selama masa diberlakukannya aturan jaga jarak fisik sejak minggu ketiga Maret 2020 diasumsikan tidak signifikan.

Model ini juga masih membatasi efek-efek eksternal lainnya, seperti suhu udara, jumlah populasi, dan kepadatan penduduk.

Dedi mengklaim berdasar model PPDM, rata-rata kesalahan prediksi selama dua pekan terakhir hanyalah sebesar 1,5 persen.

Setelah diujikan, prediksi selama empat hari terakhir sejak Kamis (26/3) model ini ternyata sangat akurat, dengan kesalahan (error) yang dihasilkan selalu di bawah 1 persen .

"Error maksimum sebesar 0,9 persen dan minimum 0,18 persen," kata dia.

Prediksi Mbah Mijan

Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dedi Rosadi, memprediksi krisis corona baru (COVID-19) di Indonesia, akan berhenti pada akhir Mei 2020.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News