Presiden Dorong Turunkan Suku Bunga, OJK Panggil Bank

Presiden Dorong Turunkan Suku Bunga, OJK Panggil Bank
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

”Sulit kami turunkan kalau risiko inflasi akan melonjak. Karena ketika inflasi melonjak, itu akan menekan cost perbankan. Kemudian, hal yang sangat umum kalau nasabah besar minta deposito bunga tinggi,” paparnya.

Volatilitas nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian. Meski depresiasi nilai tukar tidak seburuk negara berkembang lainnya, itu tetap akan berpengaruh pada perbankan. Bila rupiah kembali melemah, bunga kredit bisa naik lagi. 

”Diharapkan tidak ada gejolak, terutama kurs. Kalau naik lagi ke 14.000, bunga pasti naik lagi,” tambahnya.

Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andri Asmoro menyatakan bahwa pihaknya telah memperkirakan penurunan BI rate tersebut sesuai dengan indikator ekonomi domestik. ”Memang di awal tahun ini kami ekspektasikan ada penurunan BI rate. Kami harapkan di kisaran 7 persen tahun ini,” ujarnya baru-baru ini.

Dengan ekspektasi tersebut, praktis perbankan akan merespons kebijakan itu dengan melakukan transmisi penurunan suku bunga kredit maupun simpanan. Andri menyatakan bahwa kebijakan tersebut segera diimplementasikan sekitar kuartal kedua tahun ini.

”Kalau suku bunga deposito, biasanya butuh waktu penyesuaian 1 bulan sampai 3 bulan. Sedangkan suku bunga kredit di kisaran 3 bulan sampai 6 bulan,” jelasnya. 

Pengamat ekonomi Aviliani mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga kredit maupun simpanan merupakan mekanisme pasar, bukan lagi soal suku bunga acuan (BI rate). Menurut dia, penurunan suku bunga kredit maupun simpanan pada bank-bank ditentukan oleh besar atau tidaknya likuiditas pada bank-bank tersebut.

”Bunga bank-bank kalau saya lihat sangat bergantung pada banknya. Kalau banknya punya likuiditas yang banyak, cenderung rendah deposito dan kreditnya. Tapi, kalau tidak punya likuiditas, ya cenderung mahal,” urainya. (owi/dee/c6/tia)


JAKARTA – Presiden Joko Widodo mendorong perbankan agar menurunkan suku bunga untuk memberi dorongan pada perekonomian.  Ketua Dewan Komisioner


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News