Presiden Jokowi Dorong Petani Berkelompok Bentuk Korporasi

Presiden Jokowi Dorong Petani Berkelompok Bentuk Korporasi
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama petani di Salatiga, Jawa Tengah. Foto: Kementan

Jokow menjelaskan, usaha tani sangat memberikan keuntungan bila ditunjang unit usaha, mulai produksi hingga pemasaran. Dia mengharapkan Paguyuban Petani Qarya Thayyibah bisa melakukan hal itu.

"Saya berharap serikat Paguyuban Petani Qarya Thayyibah harus bisa seperti ini, tidak lagi berkutat hanya menanam dan memanen. Bila hanya itu yang dilakukan petani Qarya Thayyibah, tidak akan pernah mendapat keuntungan,” ulasnya.

Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi memberikan kesempatan berdialog dengan petani anggota Qarya Thayyibah Salatiga. Dari dialog itu terungkap bahwa persoalan yang muncul masih selalu pada sisi lemah petani untuk memiliki sarana usaha.

Dia berharap agar petani tidak selalu menunggu bantuan pemerintah. Menurutnya, petani harus mau berkelompok dan urunan untuk membangun usaha. Minimal dengan luasan lahan 1.000 hingga 5.000 hektare, petani bisa membangun korporasi dan mengakses perbankan tanpa harus menunggu bantuan pemerintah.

"Saya minta petani Salatiga melihat kelompok tani Sukabumi agar ilmunya dilihat langsung,” ujar Jokowi yang di akhir sambutannya membagikan tiga sepeda gunung kepada petani Salatiga.

Sementara itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah tetap berkomitnen membangun kesejahteraan petani. “ Bapak presiden menugaskan kami untuk menghadirkan negara di tengah-tengah petani dan rakyat Indonesia, kita sudah melakukannya dalam tiga tahun ini,” tuturnya.

Amran juga membanggakan kondisi Indonesia yang saat ini sudah tidak mengimpor beras, jagung dan bawang. “Bahkan kita sudah ekspor, berkaitan dengan sumur resapan," kata Amran.

Amran menjelaskan, sejak awal mendapat tugas sebagai menteri pertanian, akademisi asal Bone, Sulawesi Selatan itu berkomitmen untuk menyelesaikan irigasi untuk tiga juta hektare di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Target itu sudah diselesaikan dalam tempo dua tahun.

Presiden Jokowi menyatakan bahwa pangan merupakan isu strategis. Menurutnya, petani punya peran strategis dalam penyediaan pangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News