Presiden Jokowi Jangan Anggap Sepele Manuver Surya Paloh

Presiden Jokowi Jangan Anggap Sepele Manuver Surya Paloh
Surya Paloh. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, setidaknya ada tiga gejala politik yang bisa dibaca sebagai indikasi NasDem memiliki kesungguhan menjadi partai oposisi.

Pertama, dilihat dari intensitas pernyataan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kedua, ditilik dari waktu pernyataan dan ketiga ditinjau dari tempat pernyataan itu disampaikan.

"Kalau mengikuti pernyataan SP (Surya Paloh) selama ini, bukan baru sekali menyuarakan opsi oposisi secara terbuka. Selain disampaikan secara berulang-ulang, diksi yang digunakan SP dari waktu ke waktu juga semakin tegas," ujar Said di Jakarta, Kamis (31/10).

Direktur Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini kemudian mencoba menganalisa pernyataan Surya Paloh usai bertemu Presiden PKS Sohibul Iman di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10) kemarin.

"Di situ Pak Surya sudah berani mengatakan secara lugas tentang kemungkinan Partai NasDem berhadapan dengan pemerintah," ucapnya.

Menurut Said, kata “berhadapan” bermakna ”bertentangan” atau melawan. Jadi, NasDem terkesan sudah memikirkan dengan matang dan bersungguh-sungguh dengan rencana menjadi partai penentang pemerintah.

"Kemudian kalau diihat dari sisi waktunya, pernyataan SP terakhir di Kantor PKS pada tingkat tertentu sebetulnya telah mematahkan dugaan Nasdem sedang berusaha menekan presiden," ucapnya.

Menurut Said, kalau pernyataan itu disampaikan sebelum presiden membentuk kabinet, masih masuk akal untuk menduga pernyataan soal oposisi digunakan NasDem sebagai cara untuk menekan presiden, agar kadernya dapat menduduki lebih banyak kursi di kabinet.

Menurut Said Salahudin, dilihat dari manuver Surya Paloh, tampak NasDem memiliki kesungguhan politik untuk menjadi partai oposisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News