Presiden Jokowi Jangan Anggap Sepele Manuver Surya Paloh

Presiden Jokowi Jangan Anggap Sepele Manuver Surya Paloh
Surya Paloh. Foto: M. Fathra NI/JPNN.com

"Tetapi ini kan setelah Kabinet Indonesia Maju terbentuk dan Nasdem sendiri telah mendapatkan jatah tiga jabatan menteri, maka agak sulit memahami pernyataan itu tetap dikualifikasi sebagai sebuah gertakan politik," tuturnya.

Kalau bermaksud menekan presiden untuk jabatan yang lain, kata Said kemudian, pernyataan Surya Paloh terbilang overdosis. Sebab, Nasdem pasti tahu betul risiko yang harus ditanggung jika bermain-main dengan opsi oposisi demi jabatan yang tidak terlalu strategis.

Jadi, ketika opsi untuk beroposisi itu konsisten disuarakan setelah Nasdem mendapatkan jatah menteri, menurut Said, hal itu menunjukkan ada gelagat yang serius dari NasDem untuk berada di luar pemerintahan.

"Belum pernah ada sejarahnya parpol yang sudah diberikan jatah menteri dalam jumlah yang signifikan mengeluarkan pernyataan semacam itu di awal pembentukan kabinet. Ini baru pertama kali terjadi. Kalau ancaman itu disampaikan di akhir periode pemerintahan atau menjelang pemilu, ada banyak sekali contohnya," ucap Said.

Lebih lanjut Said juga mengatakan, dugaan bahwa NasDem memiliki kesungguhan politik untuk beroposisi semakin menguat ketika SP mengulangi pernyataannya di kantor parpol yang telah bertekad bulat menjadi oposisi, yaitu PKS.

Dengan menyampaikan kembali pernyataannya di kantor partai oposisi, SP seperti ingin memberi pesan kepada Presiden Jokowi bahwa partainya tidak ragu untuk mengambil pilihan politik yang sama dengan PKS.

"Ringkasnya, kalau presiden merasa tidak senang dengan pernyataan Nasdem, SP seolah ingin berkata silakan pecat menteri dari NasDem kapan pun napak mau, karena kami siap setiap saat menjadi partai penentang pemerintah," katanya.

Karena itu, pernyataan Surya Paloh menurut Said, tidak bisa dianggap main-main atau dianggap sepele oleh Presiden Jokowi.

Menurut Said Salahudin, dilihat dari manuver Surya Paloh, tampak NasDem memiliki kesungguhan politik untuk menjadi partai oposisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News