Pria Israel Minta Diizinkan Menggunakan Sperma Anaknya yang Sudah Meninggal Supaya Punya Cucu

Pertanyaan etis untuk hukum yang baru
Undang-undang yang diusulkan akan meminta tentara untuk memilih apakah mereka menyetujui penggunaan sperma mereka, jika mereka meninggal.
Dr Segal mengatakan gagasan persetujuan adalah masalah etika utama dan menekankan bahwa perubahan dapat menciptakan generasi yatim piatu yang terencana.
"Memiliki seorang anak dalam status yatim piatu terencana, artinya ayahnya telah meninggal sebelum dia lahir … menciptakan masalah sipil yang unik," kata Dr Segal.
"Apa tujuan hidup anak ini? Apakah dia monumen hidup untuk orang yang sudah mati, yang membatasi dan mempersempit masa depannya yang terbuka?
"Apakah harapan bahwa dia harus seperti ayahmu atau seperti ibumu?
"Itu beban yang berat untuk dipikul."
Sementara angka pastinya tidak diketahui, seorang dokter kesuburan Israel terkemuka memperkirakan ada lebih dari 100 kasus orang mengambil atau menyimpan sperma orang yang mereka cintai di seluruh Israel, dengan harapan dapat digunakan untuk cucu di masa depan.
Ayah yang putus asa untuk menjadi seorang kakek
Beberapa keluarga militer yang juga meminta izin untuk memiliki cucu telah bergabung dalam perjuangan Ben Yigal.
Setelah putra tunggalnya meninggal dalam dinas militer, pria ini berjuang untuk menggunakan sperma anaknya agar bisa punya cucu
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya