Priyo: Berilah Penghormatan Terakhir untuk Setya Novanto

Priyo: Berilah Penghormatan Terakhir untuk Setya Novanto
Papa Novanto (rompi oranye). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso tidak sepakat dengan adanya desakan untuk menggantikan posisi Setya Novanto sebagai ketua umum Partai Golkar.

Priyo malah justru menyarankan untuk memberikan sedikit napas dan penghormatan terakhir kepada Novanto, yang dikabarkan akan segera menentukan sikap terkait posisinya setelah menjadi tahanan KPK karena berstatus tersangka korupsi proyek e-KTP.

“Saya berpendapat juga mengenai kasus Pak Setya Novanto yang juga sahabat saya, berilah sedikit napas dan penghormatan terakhir kepada Pak Setya Novanto. Karena saat waktu yang tepat beliau juga akan mengumumkan pemunduran dirinya,” kata Priyo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (5/12).

Mantan Wakil Ketua DPR ini menuturkan, hal tersebut tentu lebih sangat bijaksana ketimbang adanya dorong mendorong untuk menggantikan Novanto. “Karena itu sama saja nanti mempermalukan beliau. Saya mendengar, Pak Novanto lagi mencari waktu yang tepat untuk mengundirkan diri,” ungkap Priyo.

Dia mengatakan, terkait berbagai desakan munaslub PG, sebaiknya tetap menghormati hasil rapat pleno PG.

Dia mendukung secara konsisten hasil rapat pleno tersebut. Sebab, ujar dia, rapat pleno adalah keputusan tertinggi setelah munas dan rapimnas. Menurut dia, jika ada keinginan menganulir rapat pleno dan percepatan-percepatan lain maka hal itu memang dimungkinkan.

Namun, tegas dia, hasil rapat pleno harus dianulis. Caranya dengan melakukan rapat pleno lagi. “Sejauh sebelum dianulir saya menyarankan dan menyerukan agar menghormati rapat pleno kemarin,” katanya.

Menurut dia, rapat pleno itu selain strategis juga bersifat kompromis karena merangkum seluruh faksi yang ada di Golkar. “Namun, adanya desakan-desakan munaslub, saya berpandangan moderat saja bahwa itu hal yang wajar dan tidak boleh dihalangi,” paparnya.

Priyo Budi tidak sepakat dengan adanya desakan menggantikan posisi Setya Novanto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News