Problem Bule Baca Disway

Problem Bule Baca Disway
Dahlan Iskan.

Misalnya kisah tentang wanita yang menjadi penumpang pesawat South West Airlines itu. Yang separuh badannya kesedot udara.

Kalimat pertama saya kan begini: Saya dapat tempat duduk di dekat jendela. Gak ada masalah kan? Mengerti maksudnya kan?

Google ternyata menerjemahkannya begini: I can seat by the window. Hahahaaa. Kalimat Google tersebut menjadi tidak bisa dimengerti. Kata ‘dapat’ diterjemahkan menjadi ‘can’. Google benar. Sebenarnya.

Rupanya saya harus introspeksi: baiknya saya jangan menggunakan kata ‘dapat’ dalam kalimat seperti itu. Saya harus pakai kata ‘mendapat’. Begitu kata ‘dapat’ saya ubah ‘mendapat’ saya coba masukkan Google Translate. Hasilnya bagus: I got seat by the window.

Persoalan saya: kalau saya ubah kata ‘dapat’ menjadi ‘mendapat’ kalimat saya terlalu resmi. Terlalu formal. Menjadi kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar. Taste-nya berubah. Terasa tidak lincah. Tidak renyah. Tidak gurih.

Padahal saya menulis ini untuk pembaca Indonesia. Yang suka gurih dan renyah. Saya masih mikir apakah harus tepo sliro ke Google.

Atau justru berharap Google yang mau mengalah. Dengan memperbanyak pengetahuan tentang kata yang punya dua makna seperti itu.

Demikian juga kalimat seperti ini: Penumpang yang kebetulan perawat …. Terjemahannya tidak bisa dimengerti. ‘Penumpang’ diterjemahkan ‘passanger’. Betul. Tapi dalam bahasa Inggris mestinya ‘ a passanger’. Ada huruf ‘a’ di depannya.

Ini masalah miskinnya bahasa Indonesia. Harus kita perkaya. Terutama di zaman penerjemah bukan lagi manusia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News