Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa

Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa
Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa

Di sisi lain, hasil survei yang dilakukan dari tahun 2010 hingga 2018 juga mengungkap fakta menarik mengenai Muslim Indonesia.

"Muslim Indonesia yang merasa mereka adalah mayoritas ternyata lebih tidak toleran dibanding Muslim yang merasa mereka sebagai minoritas," sebut Burhan.

Mengutip studi di tahun 2018, ia mengatakan bahwa bukan intoleransi yang menyulut mobilisasi Muslim dalam aksi unjuk rasa berjilid, tapi mobilisasi itulah yang justru memproduksi intoleransi.

Terlepas dari hal itu, persoalan minoritas di Indonesia nyatanya lebih luas dan kompleks.

Dalam bab Reflections on Contentious Belonging di buku yang sama, pakar terorisme Sidney Jones mengatakan konteks mayoritas-minoritas di Indonesia bisa berubah bergantung pada rezim politik yang berkuasa.

Problem Minoritas di Indonesia Tak Hanya Berhenti di Etnis Tionghoa Photo: Peluncuran buku Contentious Belonging di gedung LIPI Jakarta (31/7/2019). (ABC; Nurina Savitri)

Ia bahkan merujuk istilah mayoritas kepada kelompok aktivis yang secara publik mengadopsi sikap politik bahwa mereka mewakili mayoritas dan bahwa pandangan mereka seharusnya dibenarkan.

Sidney mencontohkan sikap Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di era 90an yang mengusung konsep 'demokrasi proporsional' di mana pembagian kerja dalam pemerintahan seharusnya berdasarkan agama, menurut proporsi jumlah pemeluk agama dalam populasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News