Produk UKM Masih Rentan

Terkait Serangan Impor Jelang FTA

Produk UKM Masih Rentan
Produk UKM Masih Rentan
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi, Sandiaga Salahudin Uno memperkirakan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang perlu penundaan Free Trade Agreement (FTA) adalah produk UKM untuk kebutuhan sehari-hari. "Sebenarnya, produk kita punya daya saing yang tinggi. Tetapi, mungkin untuk kebutuhan sehari-hari, seperti bahan makanan dan garmen harus ditunda," terang Sandiaga di Jakarta, Kamis (17/12).

Dijelaskan Sandiaga, pihaknya tidak menepis bahwa beberapa produk UKM rentan terlibas produk impor Cina. Namun menurutnya pula, produk seperti kerajinan masih unggul dibandingkan Cina. "Sebaiknya stop polemik mau ditunda atau tidak. Yang penting cari peluang mana produk yang bisa diuntungkan dengan FTA," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Departemen Perindustrian telah melansir bahwa sebanyak 314 pos tarif (jenis produk) dari delapan sektor usaha dan UKM akan ditunda dan dimodifikasi tarifnya. Kedelapan sektor industri itu di antaranya adalah makanan dan minuman, petrokimia, tekstil dan produk tekstil, kimia anorganik, alas kaki, elektronika, furniture, serta besi baja.

Selain itu, pemerintah pun telah memutuskan akan menunda sebanyak 303 pos tarif  dari delapan sektor usaha, plus 11 pos tarif dari industri kecil dan menengah dalam implementasi schedule Normal Track 1 (NT1) perjanjian perdagangan bebas FTA ASEAN-China. (cha/jpnn)

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang UMKM dan Koperasi, Sandiaga Salahudin Uno memperkirakan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News