Produknya Tembus Pentagon dan Gedung Putih

Produknya Tembus Pentagon dan Gedung Putih
PEKERJA ULET: Fifi Manan bersama salah seorang pejabat di Pentagon, Amerika Serikat. Produk pabriknya kini mengisi Departemen Pertahanan AS itu. Foto: Fifi Manan for Jawa Pos

"Saya banyak belajar. Di sana sistem dagangnya itu ada sales khusus yang memang bidangnya. Ada yang sudah nenek-nenek usianya lebih dari 50 tahun, spesialis sekali dan semua orang kenal dia. Orang ini juga punya perusahaan, punya kantor, dan yang kerja ke dia ada beberapa sales juga. Jadi, kita tidak bayar gaji, tapi bayar komisi ke dia apa yang dia jual saja,” terangnya.

Nenek itu kemudian dianggap Fifi sebagai guru sehingga terus dijadikan sumber informasi dan konsultasi. ”Dia ikut membukakan jalan dan saya banyak belajar dari dia.”

Dari banyak konsultasi itu pula, Fifi berani memutuskan hubungan dengan para konsultan yang sebelumnya disewanya pada tahap awal agar bisa menembus pasar pemerintah. Mayoritas perusahaan di sana memang menggunakan jasa konsultan untuk memuluskan bisnisnya.

”Istilah dalam kontrak itu banyak klausulnya. Itu tebal sekali. Setelah itu kita masukkan ke kantor pusat GSA di Washington DC,” jelasnya.

Berbekal kontrak tersebut, akhirnya Fifi memberanikan diri untuk mengisi kebutuhan furnitur di pusat pemerintahan AS di Washington dan Pentagon. ”Prosesnya hampir setahun,” kata peraih gelar MBA dari University of Tulsa Oklahoma itu.

Suatu hari Fifi sempat penasaran karena pengajuannya melalui kontrak GSA belum juga mendapat respons. Akhirnya dia melakukan lobi langsung dengan menemui salah seorang direktur GSA di sebuah pameran furnitur di AS.

Fifi kemudian diminta menelepon jika sudah sampai di rumahnya di Georgia. Direktur GSA itu sudah membaca profil perusahaan dan produk pabrik Fifi. ”Hanya satu pertanyaan yang dia ajukan saat itu, apakah produk saya impor dari Indonesia?” ceritanya.

Fifi membenarkan. Komponennya dia buat di Indonesia, tapi bahan pelapisnya dia datangkan dari AS. ”Komponen itu lalu saya bawa ke AS dan saya bilang ke dia, built in USA. Jadi, perakitannya tetap di AS. Akhirnya proposal saya disetujui,” kenang dia.

TIDAK selamanya brand terkenal dan punya nama besar yang bisa bersaing di pasar internasional. Fifi Manan membuktikan, dengan kerja keras dan strategi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News